BELITONGEKSPRES.CO.ID, TANJUNGPANDAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung melakukan ekspor langsung hasil perikanan ke negara Singapura. Komoditi yang diekspor yakni Cumi beku, Slipper Lobster beku (udang kipas beku), Fillet Arwan Tasek, sebanyak 13.410 Kg dan Fillet ekor kuning, Fillet pisang- pisang 11.880 Kg. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Belitung, Firdaus Zamri mengatakan, ekspor kali ini memang ada bedanya dari sebelumnya. Sebab, pemberitahuan ekspor barang (PEB) dikeluarkan Jakarta, namun untuk ekspor ini PEB di Belitung dan juga tercatat barang Belitung. "Komoditi itu diekspor menggunakan 2 kontainer dengan 2 perusahaan yakni CV Laut Jaya dan PT BBM. Ekspor kontainernya langsung, tapi tetap dibawah ke Jakarta, tapi dianggap langsung itu PEB nya dari Belitung dan tercatat barang Belitung," kata Firdaus kepada Belitong Ekspres, Rabu (1/12). Menurut Firdaus, Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Belitung mempunyai negara tujuan ekspor seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Taiwan, Singapura dan Australia. Maka kedepan mereka bisa langsung karena saat ini Belitung sudah dapat eskpor langsung ke negara tujuan. Untuk ekspor langsung keluar terakhir tahun 2018. "Sampai sekarang inilah yang pertama semenjak tahun 2018, kalau kapal ikan hidup rutin dikirim. Dengan adanya ekspor langsung itu tentunya ada keuntungan untuk Belitung. Karena PEB di Belitung, pasti devisa nanti ada pemasukan untuk daerah, setornya tetap ke kantor pajak Pratama untuk pembagian daerah Belitung itu berapa," ujarnya. Selain itu, ketika ini bisa dikirim langsung terjadi pemangkasan biaya. Dengan pengurangan biaya operasional maka bisa dibagikan ke nelayan, misalnya harga beli ikan di nelayan akan lebih tinggi. "Nah kondisi sekarangkan kita miris, syukur alhamdulillah teman UPI masih bisa nampung untuk hasil tangkapan nelayan," sebut Firdaus. Masih Terkendala Pelabuhan Sementara itu Bupati Belitung H Sahani Saleh mengatakan, kegiatan ekspor saat ini masih terkendala di pelabuhan. Pasalnya, sandar kapal lama dan menunggu giliran karena Pelabuhan Pelindo Tanjungpandan tidak bisa beroperasi 24 jam. Ditambah lagi, pengguna pelabuhan ini didomninasi yang punya barang barang logistik yang dibawa dan disimpan di gudang masing-masing. Kemudian pekerja yang punya gudang itu bekerjanya hanya sampai pukul 3 sore. "Efeknya pelabuhan tertahan dan jam 8 pagi baru buka lagi, yang bisa bongkar kapal masuk sini kalau hanya 2000 hingga 3000 ton setengah hari selesai. Tapi efek bisa 2 hingga 3 hari selesai, nah ini yang masih jadi kendala," terang Bupati. Mengenai ekspor kata Bupati, sudah terbuka dari Belitung apalagi close storage di Belitung sudah ada tipe B dan C. Tentunya itu sudah bisa ini ekspor langsung, namun karena ada aturan sebelumnya sempat terhenti dan harus melalui Jakarta. "Di sini ada 11 close storage, ikan banyak, cumi banyak yang dulu harganya di nelayan Rp100 ribu per Kg, karena close storage penuh tidak bisa ekspor efeknya harganya jadi murah, dan nelayan yang rugi," bebernya. (dod)
Belitung Ekspor Langsung Hasil Perikanan ke Singapura
Kamis 02-12-2021,00:49 WIB
Kategori :