BELITONGEKSPRES.CO.ID, TANJUNGPANDAN - Pelaku usaha di Pantai Wisata Tanjungpendam Billitonie Bahari Fadlie mulai semangat bangkitkan usaha kuliner di kawasan tersebut. Hal itu demi mendorong pendapat asli daerah (PAD) Kabupaten Belitung di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, sejak pandemi 2020 hingga saat ini tempat usaha kuliner di Pantai Wisata Tanjungpendam sering buka tutup karena kondisi pengunjung sepi. Sekarang sudah 1 bulan membuka Bahari Fadlie kembali usaha Resto yang berada di kawasan Pantai wisata Tanjungpendam itu. Akan tetapi, sepinya pengunjung Pantai Wisata Tanjungpendam, membuat para pedagang yang berjualan mengalami kerugian. Menurut pemilik Resto Bahari di Tanjungpendam, sejak pandemi Covid-19 terjadi pendapatan mereka menjadi turun dratis. Keadaan ini diperparah dengan kebijakan pemerintah untuk menutup tempat wisata beberapa waktu lalu, dan ditambah waktu kunjungan yang terbatas. Padahal, resto yang menyajikan berbagai aneka menu makanan dan minuman itu memiliki suasana yang sangat nyaman. Kemudian, ditambah dengan adanya live musik yang membuat pengunjung akan merasa betah berlama-lama. Menu yang mereka sajikan pun cukup unik, di mana pelaku usaha lain menjual Gangan, menu special mereka malah menjual Kampong Sayur Asam. Tak hanya itu, di sini ada juga kopi dengan racikan khusus yang khas bernama "Kupi Bahari" bikin hati jadi happy. Tetapi karena sering tutup dan terbatasnya waktu kunjungan ke Pantai Tanjungpendam itu membuat para pengunjung menjadi merasa enggan untuk datang. "Dengan masih situasi PPKM ini saya meminta kepada pemerintah, beri kemudahan kami. Kita di sini ingin Tanjungpendam ini menjadi pantai tengah kota yang seperti ini dulu. Yang merupakan tempat wisata kebanggaan masyarakat Tanjungpandan. Yang masyarakat selalu berwisata di sini," kata Billitonie Bahari Fadlie, Sabtu (26/2). Kata Billitonie, jumlah pelaku usaha di Pantai Wisata Tanjungpendam mencapai 50 lebih, sedangkan sampai saat ini hanya beberapa yang dapat bertahan. "Saya sudah coba menyemangati kawan-kawan, ayo bertahan. Tapi kalau bertahan juga, kalau buka dan tutup lagi akan membuat mengeluarkan modal (untuk beli bahan makanan), dan kalo tutup lagi, (bahan makanan) busuk, dak bisa jual. Modal habis," paparnya. Tentunya hal itu menjadi dilema tersediri bagi para pelaku usaha di Tanjungpendam, karena mereka menjadi contoh penerapan kebijakan pemerintah. Di mana banyak tempat usaha yang masih buka, tetapi mereka harus tutup dengan waktu buka yang lebih pendek. "Tamu-tamu itu masuk di atas jam 8 (malam). Tapi jam 9 (Tanjungpendam) sudah tutup. Kami meminta, kalau dapat diberikan kelonggaran. Masih ada 1 jam, 2 jam untuk kami dagang," sebutnya. Meski demikian, mereka tetap mengikuti kebijakan pemerintah dengan mengikuti protokol kesehatan. Sebab mereka ini pelaku usah kecil yang membangkitkan daerah Kabupaten Belitung. (dod)
Pelaku Usaha di Tanjungpendam Mulai Semangat Bangkitkan Usaha Kuliner
Minggu 27-02-2022,19:16 WIB
Kategori :