BELITONGEKSPRES.CO.ID, TANJUNGPANDAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Belitung mencatat ada 136 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2021. Kasus terbanyak terjadi pada Oktober yakni 24 orang dan paling sedikit bulan April 4 Orang. Sedangkan kasus meninggal dunia akibat DBD ada 4 orang. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Belitung, Joko Sarjono mengatakan, peningkatan kasus DBD biasanya terjadi pada September-Maret, karena meningkatnya curah hujan. Menurut Joko, berdasarkan hasil analisis pola epidemiologi DBD itu ada 3 dan 4. Artinya ada yang 3 tahun sekali dan 4 tahun sekali, misalnya tahun 2012 ke 2015 itu pola 3 tahun, 2015 ke 2019 itu 4 tahun. "KLB (kejadian luar biasa) DBD terakhir 2019, kalau KLB berikutnya menurut hasil analisis pola epidemiologi DBD pada 2022 atau bisa 2023," kata Joko kepada Belitong Ekspres, Selasa (11/1). Karenanya, mereka sudah mewaspadai hal itu terjadi pada tahun 2022 dengan menggerakan masyarakat agar rumahnya bebas jentik Aides. Yaitu, sekitar 95 dari 100 rumah harus bersih, sehingga angka DBD bisa berkurang. "Kalau itu bisa dipenuhi, insyallah kita aman dari DBD," bebernya. Kemudian, Dinkes akan mengaktifkan juru pemantau jentik (jumantik). Sebab dengan bantuan jumantik maka akan terbantu. Apalagi Jumantik bisa menggerakan masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). "Biasanya kejadian DBD itu meningkat bulan september, artinya juli, agustus kita siap-siap untuk PSN, dan bila perlu bagi Abate secara massal, sehingga bulan september populasi aides tidak tinggi, sebab kalau tinggi akan terjadi penularan," tandasnya. (dod)
Rabu 12-01-2022,10:47 WIB
Kategori :