BELITONGEKSPRES.CO.ID, KELAPA KAMPIT - Anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung (Babel), Eka Budiartha berharap PT Steelindo Wahana Perkasa (SWP) bisa melakukan evaluasi Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit.
Hal itu disampaikan Eka Budiartha yang juga politisi Partai Bulan Bintang (PBB) menyoroti harga pembelian TBS sawit petani tak kunjung naik dan terus merosot.
Dalam pertemuan dengan pihak manajemen PT SWP di Kecamatan Kelapa Kampit, ia sudah menyampaikan terkait persoalan harga TBS kelapa sawit itu.
"Kemarin kami sudah mengadakan audiensi dengan manajemen PT SWP bahas masalah ini," kata Eka kepada Belitong Ekspres, Selasa (2/8) kemarin.
BACA JUGA:Bareskrim Blokir 843 Rekening Terkait ACT, Terdapat Aliran Dana Hasil Kejahatan
Menurut Eka, seharusnya PT SWP melakukan evaluasi harga pembelian TBS dan greeding atau tolak berat timbangan TBS kelapa sawit tersebut.
Sebab sudah sejak tanggal 18 Juni harga pembelian TBS terus merosot. "Harga TBS terus merosot sampai akhirnya cuma Rp 1.100 kepada supplier," jelas Eka.
Ia menambahkan, sejak keran ekspor CPO dan turunannya dibuka hampir tidak ada kenaikan harga, malah cenderung menurun.
Sementara ada koperasi plasma yang TBS-nya memang dibeli dengan harga Dinas Perkebunan Provinsi Babel.
BACA JUGA:Kasus 8,873 Ton Timah Balok Tangkapan Polda Babel Seret Nama Smelter Ini?
Lebih lanjut Eka mengatakan, harga ekspor CPO saat ini juga terus naik. Akan tetapi asumsi harga pembelian masih seperti sebulan yang lalu.
Padahal kalau di Provinsi lain kata Anggota komisi III DPRD Babel itu, harga TBS kelapa sawit dievaluasi setiap seminggu sekali
"Pungutan ekspor sudah di-nolkan sejak 15 Juli hingga 31 Agustus. Mestinya penghapusan tersebut bisa menaikkan harga beli TBS minimal Rp 1.500 per kilogram. Karena sudah ada 2 kewajiban eskpor yang dihapuskan," jelasnya.
Maka dari itu, Eka kembali berharap manajemen PT SWP untuk evaluasi harga pembelian TBS dan tolak berat yang menyengsarakan petani, yaitu sebesar 15 persen. Pasalnya kondisi buah saat ini sudah baik.