Ia meminta anak buahnya mematuhi telegram yang telah diterbitkan. Telegram itu berkaitan dengan gaya hidup polisi. Untuk Kasatwil, kendaraan harus disesuaikan dengan kendaraan dinas forkopimda.
”Bila bupati memakai Innova, Kapolres memakai Innova. Sesuaikan Kapolres dan Kapolda seperti apa,” jelasnya kemarin.
Menurut dia, Kasatwil tidak boleh terlihat mencolok dan berbeda. Hal itu memang sulit, tapi harus dilakukan.
”Ingatkan keluarga juga karena apa pun yang terjadi nanti polisi yang disorot,” terang mantan Kabareskrim tersebut.
Kapolri juga memberikan instruksi soal stigma polisi mencari-cari kesalahan. Menurut dia, posisi Kasatwil mendorong agar UMKM bisa berjalan. Produk dalam negeri bisa tumbuh.
”Yang semacam ini dikawal dan berikan pendampingan agar memahami aturan,” paparnya.
BACA JUGA:Yoga Nursiwan Serap 3 Aspirasi di Reses Senin Malam
BACA JUGA:Pola Asuh dan Konsumsi Makanan Instan Sumber Kasus Stunting di Babel
Polisi tidak boleh membiarkan, lalu melakukan penangkapan. Ujung-ujungnya malah transaksional. Mengenai masalah itu, catatan masyarakat menumpuk.
”Yang diperlukan bagaimana rekan-rekan menegakkan hukum untuk memberikan rasa keadilan,” terangnya.
Saat ini bukan era untuk mencari-cari kesalahan. Jika masih bisa dilakukan restorative justice, lebih baik dilakukan hal semacam itu.
”Apalagi tidak merugikan masyarakat, lakukan restorative justice,” tegas Kapolri.