BELITONGEKSPRES.CO.ID - Masyarakat sekarang ini harus waspada karena penjahat siber bisa menyusupi sistem pembayaran tanpa sentuh alias nirsentuh.
Kewaspadaan harus ditingkatkan mengingat sistem pembayaran nirsentuh saat ini semakin dikenal dan meluas diadopsi masyarakat.
Saat ini sistem pembayaran tanpa sentuh telah banyak digunakan untuk transaksi kebutuhan sehari-hari sampai transportasi umum.
Kemudian, metode pembayaran nirsentuh juga untuk transaksi seperti dengan menggunakan NFC, chip ATM, barcode atau QR Code.
BACA JUGA:7 Tips Nonton Konser Sendirian, Dijamin Tetap Aman dan Seru!
Salah satu nilai jual sistem pembayaran ini adalah kepraktisannya. Selain itu, sistem ini juga digadang-gadang aman.
Pembayaran nirsentuh dianggap aman kebanyakan orang karena tidak membutuhkan transaksi tangan ke tangan langsung.
Tapi sekarang, karena kejahatan siber makin canggih, pengguna sistem pembayaran nirsentuh juga harus tetap diwaspadai.
Dilansir dari JawaPos.com, terbaru Kaspersky, perusahaan riset dan keamanan siber menemukan tiga varian baru malware bernama Prilex.
Malware Prilex dibuat oleh sekelompok penjahat dunia maya, yang dinamai dari malware Point-of-Sales (PoS) tercanggih pada 2022.
BACA JUGA:Co-Founder Digitalic: SEO yang Baik Harus Berdampak Bagi Performa Bisnis
Modifikasi Prilex yang ditemukan sekarang dapat memblokir komunikasi jarak dekat (NFC) tanpa kontak transaksi pada perangkat yang terinfeksi.
Lalu, memaksa pelanggan untuk gunakan kartu kredit fisik mereka, memungkinkan penjahat dunia maya untuk mencuri uang.
Prilex adalah aktor ancaman berbahaya terkenal, yang secara bertahap berevolusi dari malware yang berfokus pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Berfokus pada ATM menjadi malware Point of Sales (PoS) modular unik, ancaman PoS paling canggih yang ditemukan sejauh ini.