JAKARTA, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Laba bersih Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sepanjang tahun 2022 capai Rp 4,26 triliun.
Dibandingkan tahun 2021 lalu, Bank BSI berhasil membukukan kinerja yang impresif dengan laba bersih yang tumbuh 40,68 %.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, pencapaian laba bersih itu merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.
Hery Gunardi menyampaikan rasa syukurnya atas capaian yang sangat impresif di tahun kedua berdirinya Bank Syariah Indonesia tersebut.
"Ini merupakan hasil kerja yang solid dan strategi respon yang tepat (strategic response) BSI di tengah berbagai tantangan ekonomi di sepanjang tahun 2022.
BACA JUGA:Pemprov Babel Siap Gelontorkan Bantuan untuk Desa yang Produktif
"Memasuki usia 2 tahun BSI telah menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia. Baik dari sisi jaringan, customer based, capital untuk dapat melayani umat dan nasabah," kata Hery dalam siaran pers yang diterima Belitong Ekspres.
Dia menambahkan, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di Indonesia, BSI terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri.
Pengembangan potensi mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan dan industri manufaktur lainnya.
“Alhamdulillah, di tahun kedua sejak berdirinya BSI mampu mencetak laba impresif. Pencapaian ini membuktikan strategic response BSI yang tepat untuk meraih pertumbuhan bisnis yang sehat, penghimpunan dana masyarakat, menjaga sustainability pertumbuhan yang fokus pada aspek likuiditas. Terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset,” paparnya.
BACA JUGA:Kaum Perempuan Paling Mendominasi Korban Terlilit Pinjol Ilegal, Ternyata Ini Penyebabnya
Hery melanjutkan, pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang saat ini mencapai Rp 305,73 triliun, tumbuh 15,24% secara year on year.
Selain itu, juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).
Peningkatan laba bersih juga didorong oleh pencapaian kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp261,49 triliun yang tumbuh 12,11% secara yoy, pembiayaan yang tumbuh 21,26% secara yoy menjadi Rp 207,70 triliun.
Kemudian, kualitas pembiayaan yang terjaga baik tercermin dari NPF Gross di level 2,42% serta peningkatan fee based income BSI Mobile mencapai Rp 251 miliar, tumbuh 67% secara yoy.