TOBOALI, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Inovasi Pemerintah Desa (Pemdes) Payung, Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan (Basel) dengan menjadikan pucuk Idat sebagai Minuman Teh.
Teh merupakan salah satu minuman favorit masyarakat Indonesia. Pada umumnya dinikmati dengan berbagai macam cara, diseduh hangat, dingin, maupun dimix dengan inovasi minuman kekinian.
Hal inilah yang menginspirasi Pemerintahan Desa (Pemdes) Payung Kecamatan Payung mengembangkan tanaman yang cuma ada di Bangka Belitung yaitu jenis tumbuhan famili Hypericacea.
Kepala Desa Payung M Rifani mengungkapkan bahwa, tumbuhan Hypericacea termasuk kategori tumbuhan liar atau di Bangka yang disebut dengan nama Pucuk Idat.
BACA JUGA:PWI Basel Targetkan Juara Futsal Competition HPN 2023, Datangkan 2 Pemain Nasional
"Sejak tahun 2017 lalu kita mengembangkan tanaman ini menjadi olahan minuman teh," kata Kepala Desa Payung M Rifani.
Hal ini menurutnya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, selain agar minuman teh dari Pucuk Idat bisa terkenal di Bangka Belitung maupun basional.
"Kita akan coba buka kebun seluas tiga hektare di lahan ketahanan pangan milik desa tahun 2023 ini. Nanti akan kita kelola melalui tim Gapoktan dan Poktan Desa Payung," jelasnya.
Dijelaskan Rifani, nantinya Gapoktan akan menjadi koordinator program dan poktan sebagai pelaksana di lapangan, mulai dari menanam, merawat dan panen.
"Jadi bagi masyarakat yang tidak tergabung di Poktan maupun Gapoktan bisa menjualnya kepada kami Pemdes, kita siap menampungnya," terang M Rifani.
BACA JUGA:Bikin Galau, Pengumuman Hasil Seleksi PPPK Guru 2022 Belum Ada kejelasan
Lebih lanjut ia menjelaskan, pengembangan tanaman Pucuk Idat selain untuk meningkatkan taraf perekonomian di masyarakat juga sebagai salah upaya mempertahankan nilai endemis dari tumbuhan tersebut.
"Karena tanaman ini tumbuh di hutan dan hanya ada di Bangka Belitung, salah satunya di Desa Payung, jadi kita manfaatkan menjadi tanaman yang berguna," tuturnya.
Saat ini Teh Pucuk Idat masih dipasarkan di Kecamatan Payung. Namun tidak menutup kemungkinan kedepannya akan dipasarkan di Bangka Belitung.
"Tentunya setelah melewati berbagai macam proses, mulai pendaftaran merk dagang, packaging yang menarik, dan proses lainnya sehingga sudah siap edar," pungkas Rifani. (*)