TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Polsek Tanjungpandan akan melakukan patroli rutin setiap hari untuk mencegah maraknya tawuran atau perang sarung di Kabupaten Belitung.
Hal ini dilakukan mengingat dalam waktu seminggu bulan suci Ramadan 1444 Hijriah ini sudah dua kali terjadi perang sarung antar kelompok remaja.
Pertama terjadi di kawasan Kolong keramik pada Minggu (26/3) dan yang kedua terjadi di Jalan Pattimura Desa Air Saga, Tanjungpandan pada Sabtu (1/4) malam.
Belasan orang yang diduga terlibat dalam perang sarung di Kolong Keramik telah diamankan oleh Satpol PP, sedangkan di Desa Air Saga belasan remaja juga diamankan oleh polisi ketika sedang melakukan perang sarung.
Kapolsek Tanjungpandan Kompol Dedy Nuary mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya tawuran yang dilakukan oleh kelompok remaja di Tanjungpandan, khususnya karena mayoritas yang terlibat tawuran merupakan anak di bawah umur.
BACA JUGA:Lagi, Belasan Remaja di Tanjungpandan Terlibat Tawuran, Sarung Berisi Batu dan Benda Tajam
Menyikapi hal tersebut, Kapolsek Tanjungpandan akan melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya tawuran atau perang sarung tersebut.
Pasalnya, perilaku para remaja yang melakukan tawuran sangat menganggu kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Belitung.
"Setiap hari akan kita lakukan patroli. Selain itu, kita akan koordinasi dengan masyarakat. Jika ada tawuran atau perang sarung silakan laporkan," ujar Kapolsek Tanjungpandan kepada Belitong Ekspres, Minggu (2/4/2023).
Kompol Dedy Nuary juga menjelaskan bahwa setelah berhasil mengamankan 14 remaja laki-laki yang terlibat dalam perang sarung, pihak kepolisian memberikan pembinaan kepada para pelaku.
Selain itu, pihak kepolisian juga melakukan pendataan dan memanggil orang tua para pelaku. "Pembinaan kita lakukan agar mereka (para remaja) jera dan tidak mengulangi perbuatan yang sama," harap Kompol Dedy Nuary.
BACA JUGA:Belasan Remaja Belitung Tawuran di Malam Ramadan, 1 Orang Terluka Parah Kena Pukulan Batu
Aksi tawuran antara kelompok remaja menggunakan perang sarung selama seminggu terakhir ini menarik perhatian Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Belitung, Slypana.
Menurutnya, perang sarung ini merupakan fenomena aneh dan jarang terjadi di Belitung. "Tentunya kami merasa prihatin dan miris melihat fenomena tersebut. Mengingat Belitung ini daerah yang aman dan jauh dari kata tawuran," ujar Slypana kepada Belitong Ekspres.
Oleh karena itu, Slypana mengajak para orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka dan mencegah mereka terlibat dalam hal-hal negatif seperti tawuran dan pergaulan bebas.