Tak jarang jari jemari Kelpin luka sobek terkena tajamnya bulo yang diraut untuk dijadikan rangka pembuatan layang-layang.
Hanya saja itu tidak menyurutkan Kelpin untuk terus belajar agar layangan yang dia bikin bisa terbang tinggi.
“Yang kayak gini perlu kita apresiasi, dak banyak pemuda yang bisa muat layang-layang tradisional jaman sekarang ini, ape agik sekarang la jaman super canggih mainan layang-layang kuang de sebut hampir punah," kata Iwan.
Menurut Iwan, kalau bukan Kelpin siapa lagi yang akan melestarikan layangan tradisional di Kabupaten Belitung.
BACA JUGA:DPRD Belitung Siap Godok 3 Nama Calon Penjabat Bupati
"Ape agik dak de perlombaan layang-layang, makin ilang de masyakat kata boi sambil menyeruput segelas kopi," ujar pak RT yang akrab disapa Boy.
Ditanya soal pemasaran, karya Kelpin sudah sampai di tengah para pecinta layang-layang tradisional Belitung. Tidak begitu sulit untuk memasarkannya lagi.
Harga yang dibandrol kisaran Rp 50.000 sampai Rp 250.000, sesuai dengan kecil dan besarnya ukaran layangan.
Dalam satu hari Kelpin bisa mengerjakan satu buah layangan. Uniknya sebelum layangan dibeli oleh konsumenn layangan tersebut dinaikan dulu ke udara.
BACA JUGA:Penyanyi Religi Opick akan Gelar Konser Amal di Belitung, Ini Jadwalnya
Jika sekiranya layang-layang kurang bagus selama di atas udara langsung kembali diturunkan untuk diperbaiki.
"Tentunya itu bagian dari pelayanan Kelpin ke konsumen yang ingin membeli layangan karyanya. Luar biasa anak ini," tandas Boy.