"Kami ingin memastikan bahwa impor dan produksi beras harus memiliki data yang konsisten, dan tidak boleh ada perbedaan data. Ini demi kesejahteraan rakyat dan petani. Pihak yang mencoba mencari keuntungan cepat harus dihentikan," tegasnya.
BACA JUGA:Rilis 2 Model Motocross Terbaru, Kawasaki Indonesia Jamin Lebih Bertenaga dan Gahar
BACA JUGA:Respon Honorer UU ASN Disahkan, Sayangkan Banyak Poin Hilang, Terutama yang Sangat Krusial
Sementara itu, Satgas Pangan Polri berusaha membantu pemerintah dalam memonitor stok beras, distribusi, dan harga beras.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa beberapa daerah masih dapat menghasilkan panen yang melimpah, salah satunya adalah Kalimantan Selatan. Situasi ini memungkinkan kita untuk mengisi kekurangan stok beras.
Selain itu, menurut Kasatgas Pangan Polri, Brigjen Whisnu Hermawan, mereka sedang memantau kemungkinan adanya tindakan kriminal terkait pergantian kemasan beras medium menjadi premium oleh beberapa oknum.
Satgas pangan di berbagai daerah telah diaktifkan untuk mendeteksi kasus semacam itu. Sebab beberapa kasus pernah terjadi di Bogor dan Bekasi.
BACA JUGA:Daftar Langsung Cuan, Sikat Saldo DANA Gratis Rp100 Ribu dari Website Penghasil Uang Ini
BACA JUGA:Anda Wajib Tahu, Jenis Penyakit Intoleransi Makanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan
"Kami ingatkan bahwa kasus serupa pernah terjadi di Bogor dan Bekasi. Masyarakat menjadi korban karena membayar harga premium, tetapi menerima beras kualitas medium," tandas Brigjen Whisnu.