BELITONGEKSPRES.CO.ID, TOBOALI – Dugaan adanya tiga aliran sesat di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mencuat ke permukaan. Masyarakat yang terpapar aliran sesat tersebut dari kalangan islam maupun kristen.
Sebagai tindaklanjutnya, Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) Kabupaten Basel, Provinsi Bangka Belitung (Babel) segera mungkin turun ke lapangan.
Wakil ketua Pakem Kabupaten Bangka Selatan Evi Sastra mengatakan, tujuan turun ke lapangan untuk memperoleh informasi aktual serta terverifikasi dengan utuh.
Pasalnya, menurut Evi Sastra setelah dilakukan rapat koordinasi (Rakor) beberapa waktu lalu diperoleh informasi kabar adanya 3 aliran diduga sesat di Kabupaten Basel.
BACA JUGA:Dakwaan Martoni Dkk Lengkap dan Jelas Sesuai KUHAP, JPU Kejari Belitung Minta Hakim Tolak Eksepsi
BACA JUGA:Puncaki Grup, Tim KOP SS Belitung Lolos Semifinal U15 Piala Soeratin Babel 2023
“Ada tiga aliran sesat yang masyarakatnya terpapar oleh aliran tersebut, baik itu dari agama Islam maupun agama Kristen, kita akan cek terkait kebenaran informasi itu,” ungkap Evi Sastra kepada Babel Pos, Senin (27/11/2023).
Menurut dia, langkah selanjutnya yang akan Tim Pakem basel lakukan yakni pendekatan dengan berdialog terhadap masyarakat yang diduga terlibat dalam aliran sesat tersebut.
Kemudian dengan mendengar keyakinan dan pemahaman yang mereka anut. Namun, Tim Pakem Basel belum mendapatkan nama aliran yang dianut oleh sejumlah masyarakat tersebut.
Apabila ditemukan adanya indikasi penyimpangan dalam pemahaman keagamaan, para pengikut aliran itu, maka akan diberikan edukasi, dakwah, dan pendampingan.
BACA JUGA:Masyarakat Badau Keluhkan Bau Limbah Pabrik Sawit, Hari Ini DLH Belitung Uji Kelayakan Udara
BACA JUGA:Beliadi Janji Dukung Selamatkan PT Timah, Tapi Dengan Syarat...
Kendati demikian, pihak Tim Paket Kabupaten Basel belum dapat menyimpulkan bahwa aliran yang dianut masyarakat tersebut adalah sesat.
Namun, berdasarkan penjelasan dari beberapa narasumber dalam pertemuan, terutama kelompok yang memiliki persamaan dengan agama Islam namun menunjukkan perbedaan.
Kelompok ini, di mana pengikutnya tidak diperbolehkan melaksanakan salat Jumat, tidak meyakini hadits, tidak disarankan untuk mengikuti tindakan sunnah Nabi, bahkan hanya melaksanakan salat satu kali sehari.