Kerugian Negara Kasus Korupsi Washing Plant PT Timah Capai Rp29 Miliar, Bakal Banyak Tersangka?

Sabtu 16-12-2023,11:53 WIB
Editor : Yudiansyah

Adapun CSD ini adalah sebuah kapal isap yang berfungsi untuk memindahkan material berupa tanah, pasir, atau lumpur yang berada di bawah permukaan air. 

Selain itu, CSD memiliki kepala pemotong pada bagian pintu masuk yang dapat digunakan untuk beberapa material keras seperti batu atau kerikil. 

Akan tetapi, ternyata proyek yang menelan biaya senilai Rp 100 miliar itu hanya membangun washing plant tanpa disertai dengan CSD.

BACA JUGA:Setahun Lebih, 181 Jenis Kosmetik Berbahan Baku Terlarang Ditemukan BPOM

BACA JUGA:Mobil LCGC Terbaik, Keunggulan Daihatsu Ayla Dibandingkan Honda Brio dan Toyota Agya

Persoalan juga lebih dari itu, ternyata pengadaan mesin washing plant PT Timah bukan dengan cara built-up melainkan assembling.

Built-up tentunya pengadaan dengan cara lelang serta melibatkan adanya pihak ketiga. Sementara assembling atau perakitan berupa pengadaan sendiri oleh bagian logistik PT Timah.

Lebih parah lagi, ternyata mesin tak mampu beroperasi secara normal. Dalam artian singkat, mesin-mesinya kerap alami kerusakan sehingga menggangu operasional kerja eksplorasi. Dugaan kuat pengadaan mesin proyek tak sesuai spesifikasi.

Tak cukup di situ juga, persoalan lain juga ternyata diperparah lagi kalau hasil dari eksplorasi pasir timah sendiri ternyata tak sesuai harapan. Dari hasil visibility pihak PT Timah saat awal kandungan pasir timahnya yang diklaim mencapai jutaan ton itu. 

Sementara hasil yang diperoleh masih jauh panggang dari harapan. Singkat kata PT Timah dalam eksplorasi di Tanjung Gunung telah alami kerugian atas hasil visibility tersebut.

BACA JUGA:Ikuti Arahan Presiden Jokowi, PT Pupuk Indonesia Siap Sediakan Pupuk Subsidi

BACA JUGA:Pj Gubernur Babel Minta Adanya Rute Penerbangan Belitung - Bali, Bagaimana Respon Maskapai?

Berdasarkan bocoran yang wartawan terima dari internal penyidik jika mesin-mesin tersebut memiliki masalah. Sehingga tidak bisa beroperasi secara layak itu. 

Tak hanya itu, bocoran yang wartawan ini terima dari internal penyidik kalau mesin-mesin  itu memiliki masalah. Sehingga tidak bisa beroperasi secara layak itu. 

Namun anehnya, walau mesin bermasalah- pada tahun 2018 justeru telah terjadi serah terima atas hasil proyek antara kepala logistik dan kepala produksi darat yang saat itu pejabatnya berinisial SU.

"Jadi kesanya dengan adanya serah terima itu, kalau proyek itu semua bagus dan layak operasi. Tapi nyatanya tak seperti itu,” ungkap sumber kepada Babel Pos (grup Belitong Ekspres).

Kategori :