BELITONGEKSPRES.CO.ID, TANJUNGPANDAN - Penebangan pohon beringin tua di halaman Wisma Bougenville di Kelurahan Tanjungpendam, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, sempat menuai sorotan.
Beberapa kalangan masyarakat Belitung mempertanyakan alasan penebangan pohon beringin tua di Wisma Bougenville yang dulu dikenal sebagai Rumah Tuan Kuase.
Sebab, budayawan dan masyarakat Belitung menilai pohon beringin tua yang berusia ratusan tahun menjadi ikon dari rumah peninggalan zaman Belanda tersebut.
Mess Bougenville yang merupakan aset Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) ini berada di lokasi stategis depan pintu masuk Pantai Wisata Tanjungpendam.
BACA JUGA:Wisnu Production Kembali Produksi Film untuk Bangkitkan Gairah Perfilman di Belitung
BACA JUGA:Beredar Potongan SK Mendagri, Mantan Kepala BKPSDM Beltim Ditunjuk Jadi Pj Bupati Belitung?
Kabar penebangan beringin tua Wisma Bougenville baru-baru ini sempat menjadi obrolan di whatsapp grup Belitung. Beberapa orang mempertanyakan mengapa ikon Rumah Tuan Kuase ditebang.
Menyikapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepuluan Babel Beliadi sudah meminta penjelasan terkait penebangan pohon beringin di Wisma Bougenville kepada bagian umum Pemprov.
Menurut Beliadi, berdasarkan penjelasan dari bagian umum Pemprov Babel bahwa pohon beringin itu adalah ciri khas atau tanaman dan bukan dari bagian cagar budaya.
"Cagar budaya itu bentuk gedungnya, pagarnya, bentuk halamannya," ujar Beliadi kepada Belitong Ekspres, Selasa 26 Desember 2023.
BACA JUGA:Siap-siap, Bawaslu Belitung Rekrut 547 Pengawas TPS Pemilu 2024
Alasan penebangan ternyata karena dinas terkait menemukan pohon ada yang rapuh. Sehingga, dikhawatirkan roboh menimpa bangunan dan masyarakat yang beraktifitas sekitar area wisma.
Makanya, bagian umum Pemprov Babel langsung melakukan kajian dengan mendatangkan para ahli tanaman, termasuk Dinas Kehutanan.
"Mereka lihat benar itu, maka dilakukan penebangan. Jadi bukan ingin apa, tapi karena ketakutan batang itu sudah lapuk dan memang harus ditebang, takut menimpa nanti," jelas Beliadi.