BELITONGEKSPRES.CO.ID - Para pejabat Hamas tiba di Kairo, Mesir untuk memulai pembicaraan tentang pengamanan gencatan senjata dalam perang Gaza setelah salah satu pejabat AS mengindikasikan bahwa Israel telah menyetujui kerangka kerja untuk gencatan senjata sementara dan pertukaran sandera antara Israel dan tahanan Palestina.
Namun, pada sore hari pada saat perwakilan Hamas sudah tiba, belum ada delegasi dari Israel yang datang untuk perundingan tersebut.
Media Israel melaporkan bahwa Israel belum mengirimkan tim setelah kelompok Palestina menolak untuk membagikan daftar tawanan yang masih hidup di wilayah Gaza yang terkepung.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa delegasinya berada di Kairo untuk menyampaikan visi gerakan tersebut dan bertemu dengan saudara-saudara Mesir dan Qatar. Namun, ia juga mengatakan bahwa kedatangan delegasi Israel di Kairo bukanlah urusan mereka.
BACA JUGA:Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional, Cyril Ramaphosa: Israel Lakukan Genosida di Gaza
Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan bahwa Israel telah menyetujui kerangka kesepakatan gencatan senjata yang akan dibahas di Kairo.
Proposal kerangka kerja tersebut mencakup gencatan senjata selama enam minggu serta pembebasan tawanan yang dianggap rentan oleh Hamas, seperti orang yang sakit, terluka, orang lanjut usia, dan wanita.
Israel dan Hamas memiliki beberapa tuntutan di tengah meningkatnya tekanan dari AS untuk mencapai kesepakatan agar gencatan senjata mulai berlaku sebelum dimulainya Ramadhan, yang diperkirakan pada sekitar 10 atau 11 Maret.
Namun, kerangka kerja yang dikutip oleh pejabat AS tersebut tidak akan memenuhi tuntutan utama Hamas untuk mengakhiri perang secara permanen.
BACA JUGA:Israel Serang Khan Younis di Gaza Selatan, Rumah Sakit Lapangan Yordania Rusak Parah
Laporan dari Gaza menunjukkan bahwa Hamas terus menuntut agar Israel menyetujui penarikan militer lengkap dari Jalur Gaza dan pengembalian penuh orang-orang ke utara.
Selain itu, kesepakatan gencatan senjata juga akan mencakup pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina serta meningkatkan pengiriman bantuan pada saat banyak warga Palestina di Gaza berada di ambang kelaparan.
Perang Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.139 orang, dan menyandera 253 orang, menurut pejabat Israel.
Israel membalas serangan tersebut dengan pemboman dahsyat dan invasi darat ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 30.400 orang, menurut para pejabat Palestina.
Serangan Israel telah meratakan sebagian besar wilayah yang terkepung dan membuat lebih dari 80 persen penduduk mengungsi. (*)