MANGGAR, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Perekonomian Kabupaten Beltung Timur (Beltim) yang semakin memburuk pada tahun 2024 ikut berimbas pada daya beli masyarakat.
Heri, salah satu pemilik kios bumbu dan sayuran di Pasar Lipat Kajang Manggar, Kabupaten Beltim, mengakui bahwa daya beli masyarakat saat ini jauh menurun drastis.
Bahkan, menurutnya penurunan daya masyarakat Kabupaten Beltim lebih parah dibandingkan di masa Pandemi Covid-19 lalu. Kondisi ini tentunya butuh solusi konkret dari pemerintah.
Heri berspekulasi bahwa kondisi ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang bergantung pada sektor tambang timah namun tidak mendapatkan hasil yang memadai. Ditambah lagi, harga timah yang anjlok semakin memperparah keadaan.
BACA JUGA:Residivis Pencurian Tak Jera, Kembali Ditangkap Polisi Setelah 3 Kali Masuk Penjara
"Daya beli masyarakat Beltim pada tahun 2024 ini benar-benar terjun bebas. Ekonomi kita sangat bergantung pada tambang timah, tetapi saat ini tambang sedang sulit. Dibandingkan masa Covid-19, daya beli masyarakat saat itu justru lebih baik," jelas Heri kepada Belitong Ekspres, Kamis 18 Juli 2024.
Dampak Terasa di Pasar Tradisional
Penurunan daya beli ini sangat berdampak pada seluruh pedagang di Pasar Lipat Kajang, Manggar. Heri mengakui bahwa omset tokonya telah menurun drastis selama beberapa bulan terakhir.
"Perbandingannya jauh sekali. Saat pandemi, masyarakat masih punya uang meski gerak mereka terbatas. Namun, sekarang ini, meski tidak ada pembatasan, masyarakat justru tidak punya uang," ungkapnya.
Penurunan Harga Kebutuhan Pokok
Selain itu, Heri juga mengungkapkan bahwa harga kebutuhan pokok seperti sayur-sayuran ikut mengalami penurunan. Meskipun begitu, para pedagang enggan menaikkan harga karena kondisi ekonomi yang sulit.
BACA JUGA:Kamera Mirrorless Berkualitas Harga di Bawah 5 Juta 2024, 3 Rekomendasi Terbaik Fotografi Maksimal
BACA JUGA:Laptop Berkualitas Harga 2-3 Jutaan untuk Anak Sekolah, Ini 5 Rekomendasi Terbaik!
"Untuk sayur mayur, harga juga turun drastis. Misalnya, kacang panjang yang biasanya dijual belasan ribu per kilogram, kini hanya dihargai tiga ribu per kilogram," kata Heri menutup pembicaraan.