6. Dana Pensiun Asabri – Rp22,7 Triliun
Kasus korupsi di PT Asabri menjadi salah satu skandal keuangan terbesar di Indonesia, dengan dugaan penyimpangan dalam pengelolaan dana investasi yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp22,7 triliun.
Skandal ini berlangsung antara 2012 hingga 2019, melibatkan delapan tersangka yang ditetapkan oleh Kejaksaan Agung. Di antara mereka, dua nama yang mencuat adalah Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat, yang juga terjerat dalam kasus korupsi besar lainnya.
Terbongkarnya skandal penyimpangan dana investasi Asabri ini menjadi pukulan telak bagi kepercayaan publik terhadap pengelolaan dana pensiun negara.
BACA JUGA:Tabel Lengkap Angsuran Pinjaman KUR BRI 2025: Plafon Rp1-150 Juta, Cicilan Mulai Rp88 Ribu
7. Jiwasraya – Rp16,8 Triliun
Kasus korupsi di PT Jiwasraya menempati urutan ketujuh skandal keuangan terbesar di sektor asuransi Indonesia, dengan total kerugian negara mencapai Rp16,8 triliun.
Skandal ini terungkap setelah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Erick Thohir menemukan indikasi kecurangan dalam pengelolaan dana perusahaan. Temuan tersebut kemudian dilaporkan ke Kejaksaan Agung, yang mengusut kasus ini lebih lanjut.
Terungkapnya kasus Jiwasraya mengguncang dunia asuransi, menunjukkan bagaimana praktik buruk dalam industri keuangan bisa merugikan masyarakat luas.
Istilah Liga Korupsi Indonesia
Klasemen Liga Korupsi Indonesia adalah istilah satir yang digunakan untuk menggambarkan daftar kasus korupsi terbesar di tanah air.
BACA JUGA:Hukuman Harvey Moeis Dalam Kasus Korupsi Timah Diperberat Jadi 20 Tahun Penjara
Layaknya klasemen olahraga, daftar ini merangking skandal berdasarkan berbagai indikator, seperti jumlah kasus, besarnya kerugian negara, tingkat hukuman, dan nama-nama pejabat yang terlibat.
Dengan adanya istilah ini, masyarakat diajak untuk lebih kritis terhadap praktik korupsi dan mendorong upaya pemberantasannya.
Kenapa Istilah Ini Muncul?
Istilah "Klasemen Liga Korupsi" muncul sebagai bentuk kritik tajam terhadap banyaknya kasus korupsi besar yang terus terjadi. Beberapa alasan utama kemunculannya antara lain:
- Besarnya Kerugian Negara – Seperti poin dalam liga olahraga, semakin besar kerugian yang ditimbulkan, semakin "unggul" kasus tersebut di klasemen.
- Perbandingan Antar Kasus – Klasemen ini memudahkan masyarakat untuk melihat skala dan dampak korupsi di berbagai sektor.
- Dinamika Kasus – Posisi dalam klasemen bisa berubah seiring perkembangan investigasi, seperti pergeseran peringkat dalam kompetisi olahraga.
- Sorotan Publik – Kasus-kasus korupsi besar sering kali menarik perhatian publik, layaknya pertandingan yang dinanti banyak orang.
Di balik nuansa satirnya, istilah ini juga menyoroti lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Tak jarang, hukuman yang dijatuhkan dinilai tidak sebanding dengan besarnya kerugian negara.
Dengan kata lain, "pertandingan" ini terus berlangsung, dan masyarakat hanya bisa berharap ada "wasit" yang lebih tegas dalam menegakkan aturan.