"Coba pikirkan pelanggan PDAM yang membutuhkan air bersih. Tolong sampaikan kepada penambang di sekitar instalasi PDAM untuk bergeser dari situ," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Perumdam Belitung Timur, M Zubair, menjelaskan bahwa kekeruhan sumber air baku di instalasi pengolahan air bersih.
Menurut Zubair, itu disebabkan oleh sedimentasi lumpur akibat aktivitas tambang yang berdekatan dengan sumber air baku.
Kondisi ini semakin parah saat musim kemarau karena debit air berkurang dan pintu air di Bendungan Pice di Dusun Canggu, Desa Lenggang, tidak dibuka.
BACA JUGA:Bupati Belitung Timur Jadi Korban Pencatutan, Oknum Tak Bertanggungjawab Tawarkan Bantuan Fiktif
"Kalau musim hujan, air baku relatif jernih karena pintu air dibuka," ungkap Zubair.
Saat ini, jumlah pelanggan PDAM di Kecamatan Gantung mencapai 800 pelanggan, yang jika dihitung rata-rata per keluarga digunakan oleh 4 orang.
"Dengan demikian, berarti lebih dari 3.200 warga terdampak jika kualitas air terganggu," tandasnya.
Sementara itu, seorang warga Gantung yang juga pelanggan PDAM, Payet, menyatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan keberadaan para penambang timah.
Namun, dia meminta agar aktivitas tambang tidak dilakukan terlalu dekat dengan instalasi pengolahan air baku. "Kami sebagai pelanggan juga berhak mendapat air bersih," ujarnya.
BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Operasi Pasar Murah Beltim Selama Ramadan 2025
Melalui pertemuan ini, diharapkan solusi terbaik dapat ditemukan agar masyarakat tetap mendapatkan sumber penghasilan tanpa mengganggu akses air bersih bagi warga lainnya.