MALANG, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Membangun usaha dari nol itu sulit, tapi mempertahankan warisan usaha keluarga agar tetap relevan lintas zaman bisa jauh lebih menantang.
Inilah kisah inspiratif Ali Supandri (50), pemilik Waroeng Tani, rumah makan khas pedesaan yang berlokasi di Jalan TPST, Jetak Lor, Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Ali tak sekadar melanjutkan usaha keluarga, tapi juga berhasil membawa Waroeng Tani melejit jadi salah satu destinasi kuliner favorit, bahkan hingga saat ini telah dikelola oleh generasi berikutnya—anaknya sendiri.
Semua itu tak lepas dari strategi jitu, konsep unik, dan dukungan pendanaan dari Bank Rakyat Indoneisa atau BRI, perbankan yang telah menemaninya sejak usia 19 tahun.
BACA JUGA: 11 Pantai Terindah di Indonesia yang Bikin Kamu Lupa Pulang, Salah Satunya di Belitung!
Terinspirasi dari Akar Petani, Bertumbuh dengan Cita Rasa Tradisional
Nama "Waroeng Tani" bukan sekadar nama. Usaha ini lahir dari akar keluarga petani yang dulunya memasok buah-buahan seperti durian dan mangga hingga ke Papua.
Seiring waktu dan kebutuhan untuk membuka pasar baru, muncullah ide membuka warung makan yang memanfaatkan hasil kebun sendiri.
Didirikan pada 2019, Waroeng Tani awalnya hanya mengandalkan konsep sederhana: tempat makan terbuka dengan nuansa pedesaan yang nyaman. Namun, siapa sangka konsep ini justru menyelamatkan usaha di masa pandemi.
Ali bercerita, meski dunia terpuruk karena Covid-19, warungnya justru tetap ramai karena konsep outdoor dinilai aman dan sesuai dengan protokol kesehatan saat itu.
BACA JUGA:AI Mengancam Pekerja Kantoran, Profesi Lama Kini Jadi Pilihan Menarik!
“Kami buka warung terbuka, jadi pengunjung tetap datang tanpa khawatir melanggar aturan. Dari situ justru omzet malah naik,” cerita Ali dalam keterangannya, yang dikutip, Selasa 22 April 2025.
Makan Sepuasnya Cuma Rp8 Ribu
Salah satu daya tarik terbesar Waroeng Tani adalah konsep prasmanan sepuasnya hanya Rp8.000 untuk nasi dan aneka sayuran.
Tak hanya hemat, menunya pun sehat karena sayur-sayuran dipetik langsung dari kebun sendiri. Salah satu menu khas mereka adalah olahan daun katuk, yang dikenal kaya manfaat, terutama untuk ibu menyusui.