Tak tinggal diam, pemerintahan China di bawah kepemimpinan Xi Jinping membalas dengan tarif sebesar 125% untuk produk AS, dan memperingatkan kemungkinan aksi lebih lanjut.
Kementerian Perdagangan China menegaskan akan mengambil "langkah tegas dan timbal balik" atas tekanan pemerintahan Trump yang juga berusaha memengaruhi negara lain agar mengurangi hubungan dagang dengan Beijing.
BACA JUGA:Indonesia Desak AS untuk Kesetaraan Tarif Impor dengan Negara Pesaing
BACA JUGA:Produk Unggulan Indonesia Kena Tarif Impor AS Hingga 47 Persen, Apa Dampaknya?
Dampak Global Mulai Terasa
Situasi ini menciptakan ketidakpastian besar di pasar global. Investor kini tengah menimbang ulang strategi mereka, terutama yang memiliki eksposur besar terhadap saham teknologi AS.
Jika perang tarif terus bereskalasi, bukan tak mungkin sektor teknologi akan menghadapi tekanan berkepanjangan.***