Beberapa lembaga intelijen AS, seperti FBI dan CIA, juga masih mempertahankan teori kebocoran laboratorium sebagai kemungkinan yang belum dapat disingkirkan sepenuhnya.
Dr. Simon Clarke, seorang pakar penyakit menular dari Inggris, menyatakan bahwa meskipun penelitian ini semakin menguatkan dugaan penularan alami, bukti yang ada masih belum cukup untuk sepenuhnya mengesampingkan teori kebocoran laboratorium.
Penelitian ini menggunakan teknik baru yang memungkinkan para ilmuwan untuk menyaring bagian-bagian genom virus yang sering mengalami rekombinasi, sebuah proses alami yang seringkali membingungkan analisis asal-usul virus.
Dengan cara ini, mereka berhasil menyusun kronologi genetik virus yang lebih akurat.
Di tengah perdebatan tersebut, pemerintah China merilis dokumen resmi yang menyalahkan Amerika Serikat sebagai pihak yang seharusnya diperiksa lebih lanjut.
BACA JUGA:Virus Taki
Dalam white paper tersebut, China menuduh AS menggunakan isu asal-usul virus sebagai cara untuk menutupi kegagalannya dalam menangani pandemi.
“Alih-alih bertanggung jawab, AS justru menyalahkan negara lain,” demikian tertulis dalam laporan resmi dari Dewan Informasi Negara China.
Pernyataan ini datang di tengah kampanye mantan Presiden Donald Trump yang kembali menuding bahwa kebocoran dari laboratorium di Wuhan adalah penjelasan paling masuk akal tentang asal Covid-19.
Meskipun perdebatan tentang asal-usul Covid-19 ini masih berlangsung, penelitian terbaru dari UC San Diego memberikan wawasan baru yang dapat membuka lebih banyak kemungkinan tentang bagaimana dan dari mana virus ini benar-benar berasal.***