TOBOALI, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Tragedi memilukan mengguncang dunia pendidikan di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Toboali berinisial ZH (10) meninggal dunia setelah diduga menjadi korban perundungan atau bullying oleh teman-teman sekelasnya.
Bocah kelas 5 SD itu mengembuskan napas terakhir di RSUD Junjung Besaoh Kabupaten Bangka Selatan, pada Sabtu pagi 26 Juli 2025, sekira pukul 08.12 WIB.
Kabar duka siswa SD ini pertama kali diketahui dari unggahan akun Facebook bernama Dhony Dinata, yang diketahui merupakan paman korban perundungan.
BACA JUGA:Nikmati Sensasi Seafood Mongolian BBQ di Swiss-Belresort Belitung, Promo Spesial Malam Minggu
BACA JUGA:Cegah Sengatan Mematikan, Damkar BPBD Belitung Evakuasi Sarang Tawon Vespa Dari Kebun Warga
Dalam postingan tersebut, Dhony Dinata menyebutkan bahwa keponakannya menjadi korban pengeroyokan oleh teman-teman sekelasnya dan berharap keadilan ditegakkan.
"Hari ini korban telah meninggal dunia di RSUD Bangka Selatan pada pukul 08.12. Saya harap bapak dapat membantu untuk mendampingi memberikan keadilan untuk korban," tulisnya, yang menandai akun Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid.
Saat dikonfirmasi Babel Pos (Grup Belitong Ekspres) Dhony Dinata mengaku keluarga tidak mengetahui persis kapan insiden perundungan itu terjadi.
ZH sempat merahasiakan kejadian yang dialaminya dan baru bercerita kepada neneknya setelah dibawa ke rumah sang nenek di Toboali. Saat itu, ZH mulai mengeluhkan sakit dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
BACA JUGA:DPRD Soroti Target Pertumbuhan Ekonomi Babel, Terlalu Longgar dan Tak Berdasar
BACA JUGA:Beliadi Sampaikan 2 Aspirasi Prioritas Masyarakat Belitung, Ini Respon Gubernur Babel
“Anak ini awalnya tidak mau cerita. Tapi ketika di rumah neneknya, dia mengaku telah dikeroyok oleh teman-temannya di sekolah. Sudah tiga hari dirawat, dan akhirnya meninggal tadi pagi,” kata Dhony dengan suara bergetar.
Ia menambahkan bahwa ZH mengalami luka cukup serius di bagian kepala dan perut, yang diduga akibat pemukulan. Informasi mengenai kejadian ini juga diperoleh dari teman sekelas korban yang menyaksikan langsung insiden tersebut.
“Kami sebagai keluarga jelas tidak bisa menerima ini. Sekolah seharusnya bisa tahu dan mencegah anak dirundung sampai separah ini,” ucapnya.