Proyeksi harga lima tahun ke depan diperkirakan mencapai Rp25 ribu per butir, sehingga nilai produksi per hektare mencapai sekitar Rp65,5 juta.
BACA JUGA:Hilirisasi Jadi Tren Investasi Baru di Belitung, Realisasi Tembus Rp1,1 Triliun
BACA JUGA:Gubernur Babel Gaet Investor China, Investasi dan Pembangunan Besar Fokus di Pulau Bangka
“Masyarakat pemilik tanah akan mendapatkan 20 persen dari total tersebut, yaitu sekitar Rp13,5 juta per hektare. Tugas mereka hanya menyerahkan tanah kepada perusahaan, tetap memegang sertifikat, dan lima tahun ke depan akan menikmati panen,” paparnya.
Gubernur juga mengapresiasi keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI yang mengizinkan penanaman kelapa di kawasan perhutanan sosial.
Ia menegaskan, apabila semua persiapan sudah rampung bulan depan, maka penanaman akan langsung dimulai.
“Jika sudah siap bulan depan, kita langsung kerjakan. Di Belitung akan kita mulai di Selat Nasik dengan luas 1.000 hektare, tapi permintaan investor mencapai 50 ribu hektare,” ujarnya.
BACA JUGA:Wow! Rp40 Triliun Investasi Asing Bakal Masuk Bangka Belitung, Ini Daftar Proyek Besarnya
BACA JUGA:Pembangunan Pabrik CPO di Belitung Timur Resmi Dimulai, Investasi Besar Lapangan Kerja Baru
Dari pihak investor, perwakilan PT Kebun Kelapa Indonesia, Wardinam, menuturkan pihaknya optimis memulai penanaman di Selat Nasik karena kelapa sudah menjadi tanaman yang akrab bagi masyarakat setempat.
Ia memastikan bibit yang digunakan merupakan bibit kelapa super dengan kualitas unggul. “Kita tanam di sini, investasi yang kita lakukan harus menghasilkan keuntungan, baik bagi masyarakat maupun investor,” kata Wardinam.
Ia menambahkan, tahap awal penanaman akan dilakukan di lokasi Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Selat Nasik seluas 1.000 hektare pada 2025. Sebelum itu, timnya akan turun ke lapangan untuk meninjau kondisi lahan.
“Setelah kita lihat lokasi, kita akan pelajari lebih lanjut dan menentukan kapan mulai tanam. Bibit sudah kita siapkan,” tandas Wardinam.***