Sebanyak 113 peserta ambil bagian, mulai dari instansi pemerintah, sekolah, komunitas, hingga kelompok swasta. Masing-masing menampilkan kreasi unik. Mulai dari beragam miniatur tradisi adat, atraksi seni budaya, hingga penampilan konstum yang menggabungkan kreativitas lokal.
Tak heran bila sepanjang rute, sorakan dan tepuk tangan penonton seolah tak pernah berhenti. Meski hujan mengguyur, ribuan warga dari berbagai penjuru Pulau Belitung tetap bertahan di pinggir jalan, payung warna-warni terbuka, menciptakan lautan warna yang tak kalah indah dari parade itu sendiri.
Panggung Kehormatan dan Simbol Optimisme
Bupati Belitung Djoni Alamsyah di Panggung Kehormatan-Yudiansyah/BE-
Di Bundaran Satam, pusat ikon Kota Tanjungpandan, Bupati Belitung Djoni Alamsyah Hidayat bersama Wakil Bupati Syamsir dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tampak serius sekaligus gembira menyaksikan setiap penampilan.
Bagi mereka, ini bukan sekadar tontonan, melainkan cerminan semangat kolektif masyarakat. “Pawai ini adalah momentum yang tepat untuk membangun kembali pariwisata Kabupaten Belitung,” tegas Bupati.
Menurutnya, Belitung saat ini perlu event berskala besar yang bisa menarik wisatawan, menggairahkan ekonomi, sekaligus menumbuhkan kebanggaan daerah. Dan pawai pembangunan terbukti punya daya tarik itu.
Rencana Bupati: Skala Nasional ke Depan
Tak hanya berhenti pada pesta rakyat tahunan, Bupati Djoni mengungkapkan rencana ambisius. Ke depan, ia ingin menjadikan Pawai Pembangunan Belitung naik kelas menjadi event berskala nasional.
“Ke depannya, kita akan selenggarakan lebih meriah lagi. Mungkin nanti skala nasional. Kita juga akan menjajaki kerja sama dengan daerah lain untuk melaksanakan acara yang sama di Kabupaten Belitung,” ucapnya penuh optimisme.
Rencana ini tentu bukan sekadar wacana. Belitung sudah berpengalaman menjadi tuan rumah berbagai acara besar, mulai dari festival pariwisata hingga agenda olahraga.
Dengan branding yang kuat dan dukungan masyarakat, Pawai Pembangunan Belitung Negeri Laskar Pelangi bisa menjadi magnet baru untuk wisatawan domestik bahkan internasional.
Pawai yang Menggerakkan Ekonomi Lokal
Kreasi peserta pawai-Yudiansyah/BE-
Tak hanya sektor pariwisata, denyut ekonomi lokal juga ikut terasa. Di sepanjang rute pawai, pedagang kaki lima menjajakan aneka makanan, minuman, hingga souvenir khas Belitung. Dari jajanan tradisional hingga kopi Belitung yang harum, semua laris manis diburu pengunjung.
Bagi banyak pedagang, momentum pawai pembangunan bukan hanya soal mencari rezeki tambahan, tetapi juga kesempatan memperkenalkan produk mereka ke khalayak lebih luas. Kehadiran ribuan penonton otomatis menciptakan pasar besar yang mendadak hidup sehari penuh.
Hujan Bukan Halangan, Justru Jadi Simbol
Meski cuaca tak bersahabat, antusiasme masyarakat sama sekali tak surut. Bahkan banyak yang menilai, hujan justru membuat pawai semakin berkesan. Guyuran air langit seolah menjadi simbol bahwa semangat kebersamaan warga Belitung tetap menyala meski menghadapi tantangan.
“Bagi kami, hujan bukan masalah. Justru ini jadi cerita yang akan selalu dikenang,” ujar salah satu penonton sambil tersenyum lebar di bawah payung.
Momentum Kebangkitan Belitung
Pawai Pembangunan Belitung 2025 akhirnya menutup hari dengan penuh warna. Dari Bundaran Satam hingga Tanjungpendam, masyarakat larut dalam euforia yang bukan hanya sekadar selebrasi.