JAKARTA, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) resmi menetapkan Dahlan Iskan sebagai Dewan Pembina dalam pengukuhan pengurus pusat periode 2025–2030.
Penetapan ini memunculkan harapan baru bagi organisasi media tersebut karena figur Dahlan dianggap mampu memberi arah, inspirasi, dan contoh konkret bagi ekosistem pers digital di Indonesia.
Pengukuhan dilakukan di Jakarta pada Selasa 25 November 2025, dihadiri para pengurus dan perwakilan media anggota JMSI.
Ketua Umum JMSI, Dr Teguh Santosa, menegaskan bahwa kehadiran Dahlan membawa nilai penting bagi organisasi, terutama karena kapasitas dan rekam jejaknya dalam membangun bisnis media nasional.
Teguh menjelaskan bahwa sosok Dahlan dikenal luas sebagai figur yang memahami lanskap industri media dari hulu hingga hilir.
“Pak Dahlan tentu saja adalah satu. Kita semua sama-sama mengenal Pak Dahlan, beliau yang punya pemahaman yang cukup luas di bidang bisnis media,” ujarnya kepada wartawan.
BACA JUGA:PWI Tegaskan Dukungan untuk Kejagung Lawan Serangan Balik Koruptor
Ia menambahkan, kemampuan Dahlan dalam melihat peluang bisnis serta keberaniannya membuat terobosan menjadi pembelajaran berharga bagi pengurus JMSI.
“Beliau juga orang yang memiliki insting bisnis yang patut untuk dipelajari. Terobosan-terobosan usahanya kan luar biasa,” tegasnya.
Karena itu, Teguh berharap Dahlan dapat menjadi figur panutan bagi ekosistem JMSI. Baik dalam hal integritas jurnalisme maupun strategi pengembangan industri media.
“Saya berharap Pak Dahlan bisa menjadi contoh dan juga bisa memberikan insight kepada kita bagaimana cara menjadi pengusaha. Dalam hal ini pengusaha yang bergerak di bidang industri media,” katanya.
Di sisi lain, Teguh menegaskan bahwa pengurus JMSI periode ini dituntut bergerak lebih cepat dan efektif.
BACA JUGA:Kemenkop dan PWI Siap Kolaborasi Perkuat Ekonomi Kerakyatan Sesuai Pasal 33 UUD 1945
Program yang telah disepakati dalam musyawarah nasional sebelumnya menjadi pedoman utama, termasuk penguatan kolaborasi antara pengurus pusat dan daerah.
Menurutnya, tantangan media siber hari ini tidak hanya tentang menjaga kualitas jurnalisme, tetapi juga memastikan perusahaan pers mampu menjadi entitas ekonomi yang sehat dan menguntungkan.