PWI Diskusi Kaleidoskop Media Massa 2025, Bahas Tantangan Jurnalisme di Era Algoritma & AI
PWI Diskusi Kaleidoskop Media Massa 2025, Bahas Tantangan Jurnalisme di Era Algoritma dan AI-Istimewa-
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PWI Pusat, Achmad Munir, akan menyampaikan deklarasi akhir tahun bertema “Deklarasi Kebencanaan”.
Deklarasi ini merupakan bentuk kepedulian insan pers terhadap berbagai kejadian bencana alam. Fokusnya pada banjir yang melanda wilayah Sumatera sepanjang tahun 2025.
Selain keynote speakers, forum juga akan menghadirkan anggota Dewan Pakar PWI sebagai pembicara. Dua nama yang dikonfirmasi hadir adalah akademisi Universitas Indonesia, Effendi Gazali, dan budayawan Sujiwo Tedjo. Keduanya siap memperkaya diskusi dengan pandangan akademik dan budaya.
BACA JUGA:PWI Tegaskan Dukungan untuk Kejagung Lawan Serangan Balik Koruptor
“Pak Effendi Gazali dan Mbah Sujiwo Tedjo siap hadir. Keduanya merupakan anggota Dewan Pakar PWI dan akan memperkaya diskusi dengan perspektif akademik dan kebudayaan,” ujar Agus Sudibyo.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa Kaleidoskop Media Massa 2025 tidak sekadar merangkum dan mendokumentasikan peristiwa penting yang terjadi sepanjang tahun.
Forum ini menjadi sarana evaluasi bagi dunia pers nasional untuk memproyeksikan langkah strategis ke depan di tengah lanskap media yang semakin dinamis dan penuh disrupsi.
Menurut Agus, supremasi algoritma dalam distribusi informasi kini menjadi kenyataan yang tidak terelakkan bagi media. Perubahan pola konsumsi berita terjadi sangat cepat.
Ditambah dengan pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan, praktik bermedia kini mengalami transformasi besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Evolusi ekologi konsumsi media adalah keniscayaan. Ledakan pengaruh kecerdasan buatan membawa perubahan yang sangat cepat, bahkan melampaui pengalaman yang pernah kita hadapi sebelumnya,” jelas Agus.
BACA JUGA:Kemenkop dan PWI Siap Kolaborasi Perkuat Ekonomi Kerakyatan Sesuai Pasal 33 UUD 1945
Ia menilai bahwa model bisnis dan praktik bermedia saat ini terus berada dalam pusaran disrupsi. Teknologi informasi menghadirkan relasi kuasa baru dan membentuk pola komunikasi yang berbeda antara media, negara, dan masyarakat.
“Momentum akhir tahun ini menjadi waktu yang tepat bagi insan pers nasional untuk berpikir lebih dalam, berdialog secara terbuka, dan merumuskan sikap bersama terhadap berbagai tantangan tersebut,” tandas Agus Sudibyo.***
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: