BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Babel 2022 Melambat
BELITONGEKSPRES.CO.ID, PANGKALPINANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) perkirakan pertumbuhan ekonomi Babel pada tahun 2022 melambat, seiring dengan normalisasi harga komoditas yang cukup tinggi pada tahun 2021 lalu. Meski demikian, ekonomi Babel tetap tumbuh tinggi berkisar 4,0 hingga 4,8 persen. Hanya saja, pertumbuhan itu lebih rendah sedikit dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 lalu yang mencapai hingga 5,05 persen. Kepala Kantor Perwakilan BI Babel, Budi Widihartanto menyebut, kendati ekonomi Babel melambat di tahun 2022 ini, namun pertumbuhannya masih terbilang tinggi. Apalagi diakuinya, berdasarkan cacatan BI, pertumbuhan ekonomi Babel sejak 11 tahun terakhir terus tumbuh setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,13 persen. Memang kata dia, yang namanya provinsi baru itu, pasti ekonominya terus tumbuh. Meski baru menjabat, ia melihat dalam 11 tahun terakhir ini, terjadi perubahan pangsa lapangan usaha (LU) utama. Di mana pangsa LU industri pengolahan dan pertambangan mengalami penurunan. "Sedangkan LU pertanian, perdagangan dan konstruksi mengalami peningkatan," ujar Budi saat menyampaikan asesmen kondisi terkini ekonomi Babel dan prospek ke depanya yang berlangsung di Ruang Hutan Pelawan Lantai III Kantor Perwakilan BI Babel, Rabu (9/2). Budi mengatakan, ada beberapa faktor pendorong ekonomi Babel tetap tumbuh positif di 2022 ini meski pertumbuhannya melambat diantaranya vaksin dan booster covid-19 diperkirakan terdistribusi dengan baik pada awal 2022, sehingga mendorong normalisasi aktivitas ekonomi. "Ya meski saya baru di sini (BI Babel-red), saya perhatikan bahwa vaksinasi di Babel cukup bagus persentase masyarakat yang sudah divaksin, apalagi booster. Ini kan tentunya faktor pendorong juga, karena dengan kesehatan masyarakat semakin baik, covid-19 atau amicron tidak memberikan imbas besar lagi, karena semua masyarakat sudah tervaksinasi," kata Budi. Kemudian faktor pendorong lainnya, lanjut Budi, ialah perbaikan ekonomi akan mendorong konsumsi rumah tangga secara keseluruhan di tahun 2022 ditengah harga komuditas yang tetap terkendali. Bahkan dia menyakini, salah satu harga komoditas Babel yakni Timah tetap bertahan tinggi di 2022, meski tak setinggi di tahun 2021 lalu. "Jadi timah tetap bisa jadi pendobrak di tahun 2022, meski harganya tak setinggi seperti di 2021 lalu, tapi saya yakin harganya tetap terkendali di tahun ini," tegas Budi. Lebih lanjut Budi menyampaikan, adanya stimulus fiskal terkait perlindungan sosial dan dukungan terhadap UMKM juga menjadi faktor pendukung ekonomi Babel tetap tumbuh. Pemerintah, katanya, tetap akan konsisten untuk lebih peduli terhadap para pelaku UMKM. "Bahkan kedepan pemerintah terus berupaya meningkatkan stimulus fiskal perlindungan sosial akan dilakukan secara digital dan ini terus kita dorong, yang mana nantinya bantuan stimulus ini akan langsung ke masyarakat," paparnya. Selain itu, dikatakan Budi, faktor pendorong lainnya ialah perbaikan ekpnomi global yang mendorong peningkatan volume perdagangan dan permintaan ekspor seiring dengan tingginya harga komuditas ekspor seperti timah dan CPO. "Cuma kemarin-kemarin itu memang ada masalah kontainer, pengiriman barang dan ini adalah tantangan kita kedepannya," tambah Budi. Hanya saja, lebih jauh dijelaskan Budi, selain ada pendorong pendorong, tentu juga ada faktor penghambat ekonomi tumbuh. seperti munculnya varian baru omicron yang diprakirakan akan menahan mobilitas masyarakat, risiko masih berlanjutnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok hingga tahun 2022. Kemudian, ketidakpastian masa berakhirnya pandemi dan kurang perhatian berbagai pihak terhadap protokol kesehatan yang memberikan risiko masih berlanjutnya status pandemi di tahun 2022. "Makanya dalam kesempatan ini, kami bersama Forkopimda Babel terus mengimbau kepada masyarakat untuk disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan, sehingga tidak terjadi pembatasan-pembatasan aktivitas masyarakat," tandas Budi. (pas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: