Budidaya Porang Menggiurkan, Tapi Terkendala Lahan yang Cocok

Budidaya Porang Menggiurkan, Tapi Terkendala Lahan yang Cocok

belitongekspres.co.id, MANGGAR - Budidaya tanaman Porang cukup menggiurkan bila dilihat dari nilai jual di pasaran, terutama pasar ekspor. Hal ini tentu menjadi daya tarik masyarakat untuk membudidayakan Porang dengan memanfaatkan lahan yang ada. "Pengembangan Porang di Beltim cukup potensial, mengingat animo masyarakat biasanya dengan ada komoditas baru dan harga yang tinggi akan langsung berbondong-bondong tapi dalam hal ini hambatan pasti ada," ujar Plt Kepal Dinas Pertanian (Kadistan) Beltim, Trijaka Priono, Jum'at (20/8). Trijaka mengatakan, salah satu kendalanya adalah ketersediaan lahan yang cocok untuk budidaya Porang. Apalagi sampai saat ini, penataan ruang dan wilayah belum sepenuhnya selesai. "Maka untuk rencana kedepan, kalau selesai penataannya dapat kita hitung potensi lahannya," kata Jaka sapaan karibnya. Sama dengan budidaya tanaman lainnya, Porang yang berkualitas tentu harus dikelola SDM yang baik pula. Pengolahan lahan, bibit dan perawatan sampai proses panen menjadi kunci keberhasilan budidaya Porang. "Porang dikatakan mudah ya mudah, dikatakan sulit kalau belum pernah ya sulit," ujar Jaka. Ia menjelaskan, tanaman Porang dapat diolah menjadi makanan pokok laiknya beras. Harganya bisa mencapai Rp. 60 ribu-Rp. 80 ribu perkilogram di pasaran lokal. Sedangkan ekspor dihargai sekitar Rp 240 ribu - Rp. 260 ribu perkilogram. "Tapi kualitas harus diperhatikan. Karena kalau konsumsi luar (ekspor) biasanya tidak mengandung pestisida. Jadi budidayanya harus alami, organik," jelasnya. Jaka juga menyebut, tanaman Porang sama dengan tanaman lokal di hutan wilayah Beltim yakni Iles. Namun, ia tetap menyarankan budidaya Porang menggunakan bibit unggul yang sudah terbukti. "Dengan unggul, umbi pasti cepat besar. Kalau tidak unggul, masyarakat akan rugi waktu, belum lagi hasilnya belum tentu bagus," sebut Jaka. Jaka menambahkan, tugas Pemerintah daerah adalah mempersiapkan sarana prasarana hingga pemasaran jika budidaya Porang semakin meluas dan diminati masyarakat. "Kita siapkan tekonologinya dan kebijakan ini harus didorong Pemda. Kebijakan Pemda untuk menghasilkan produk pertanian harus dipikirkan, terutama pemasarannya. Jangan sampai produksi melimpah, harga malah turun," tutupnya. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: