Digitalisasi Ekonomi Buat Kebocoran Pemasukan Daerah Jadi Rendah

Digitalisasi Ekonomi Buat Kebocoran Pemasukan Daerah Jadi Rendah

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Hadirnya digitalisasi ekonomi dalam pembayaran ini bisa buat tingkat kebocoran pemasukan daerah jadi lebih rendah. Hal itu karena seluruh transaksi terjurnalkan secara baik dan rinci. Bahkan Wakil Bupati (Wabup) Beltim Khairil Anwar mendorong agar masyarakat mulai membiasakan diri menggunakan pembayaran non tunai alias cashless payment dalam bertransaksi, utamanya ASN. "Kita bersyukur bahwa Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) Beltim di triwulan IV tahun 2021 meraih skor 58,4 persen dan masuk dalam kategori tahapan maju. Tahun sebelumnya kita masih berkembang," kata Khairil seusai Rapat Koordinasi IETPD bersama Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dan perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Kamis (24/3) kemarin. Menurutnya walaupun Kabupaten Beltim menempati urutan paling belakang sebagai pengguna transaksi non tunai di Kepulauan Bangka Belitung (Babel), namun telah terjadi peningkatan pesat setelah terbentuknya TP2DD hanya kurun waktu enam bulan. Karena itu, Wabup Khairil ingin adanya kolaborasi secara masif untuk mencapai skor lebih tinggi ke depannya. Termasuk untuk bank daerah yang juga masif menyosialisasikan pembayaran non tunai tersebut ke masyarakat. "UMKM dan tempat-tempat makan harusnya sudah melek digital dan memakai QRIS juga. Pemerintah sudah menyediakan ruang untuk berusaha, harus ada feedbacknya supaya tak hanya peningkatan skor tapi juga berdampak pada peningkatan PAD kita," kata Wabup Khairil. Pimpinan Bank SumselBabel Cabang Manggar Al Yoppie Kusuma mengatakan pihaknya akan terus melakukan percepatan transaksi elektronik di Beltim. Katanya sejauh ini QRIS sudah dipakai untuk menjembatani pembayaran pajak, retribusi daerah, dan lainnya yang berkaitan dengan pembayaran di daerah. "Di rumah-rumah makan sampai toko kelontong pun juga sudah kami masuki QRIS. Hanya kendalanya saat ini banyak yang enggan memakai karena belum terbiasa," kata Yoppie. Dia ingin semakin masifnya promosi tentang pemakaian cashless payment ini semakin tinggi juga literasi pembayaran digital di masyarakat. "Kita juga adakan reward bagi mereka yang sering menggunakan QRIS sebagai penghargaan bagi mereka dan penarik masyarakat supaya mau bertransaksi secara non tunai," kata Yoppie. Sementara itu, Kepala Unit Implementasi Kebijakan SP dan Pengawasan SPPUR Bank Indonesia Kepulauan Babel Nur Fadilah mengatakan memang saat ini tantangannya adalah membiasakan masyarakat menggunakan layanan ini. Namun dia yakin jika pemerintah daerah, Bank Indonesia dan Bank SumselBabel bekerjasama dan bersinergi bisa meningkatkan penggunaan cashless payment ini. "Karena memang muaranya pada PAD. Semakin banyak yang menggunakan maka PAD juga bisa meningkat," kata Nur. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: