DLH Beltim Ajak Kelola Sampah, Minimal Buang Pada Tempatnya

DLH Beltim Ajak Kelola Sampah, Minimal Buang Pada Tempatnya

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Belitung Timur (Beltim) ajak masyarakat ikut terlibat kelola sampah di lingkungan masing-masing. Sebab, kebiasaan membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya merupakan perilaku hidup tidak sehat. "Pada intinya kita mengharapkan pengelolaan sampah butuh keterlibatan langsung masyarakat. Jadi masyarakat dalam hal ini harus bisa melakukan pengelolaan sampah minimal membuang sampah pada tempatnya, jangan dibuang sembarangan di pinggir jalan atau di badan air," ungkap Kepala DLH Kabupaten Beltim, Novis Ezuar, Kamis (24/3) kemarin. Menurut Novis, pemerintah daerah sudah menyiapkan lokasi atau tempat pembuangan sampah sementara di tiap-tiap kecamatan. Bahkan Desa-Desa juga memiliki tempat pembuangan sampah yang secara akses mudah didatangi masyarakat. "Nah kita harapkan tidak dilakukan lagi (membuang sampah sembarangan) dan tolonglah dibuang pada tempat-tempat yang telah disediakan pemerintah baik Kabupaten maupun Desa," sebut Novis. Bahkan, masyarakat bisa meminta layanan angkut sampah dari rumah dengan membayar restribusi yang relatif murah perbulan. "Bagi yang tinggal di wilayah-wilayaj yang dilayani persampahan Dinas LH bisa menghubungi petugas dan sampahnya diambil langsung petugas di lapangan," kata Novis. Meski demikian, Novis juga menyarankan agar sampah-sampah dilakukan pemilihan terlebih dahulu sebelum dibuang. Khusus sampah yang dihasilkan rumah tangga misalnya, masih bisa dipilah dengan 40 persen diantaranya adalah organik. "Organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos atau budidaya (ulat) maggot, dan sisa sampah lainnya masih memiliki harga jual seperti plastik, botol, kertas, kardus. Jadi sebenarnya yang seharusnya yang dibuang ke TPA adalah yang benar-benar residu, sampah yang tidak bisa diolah lagi," ujar Novis. Disinggung soal kapasitas penampungan tempat pembuangan akhir sampah (TPAS), Novis mengakui kondisinya saat ini sudah hampir penuh. Bahkan, TPAS sudah memerlukan bangunan landfill baru guna menampung sampah-sampah yang diangkut dan dibuang di lokasi tersebut. "Kita sangat berharap dari Kementerian Pekerjaan Umum bisa segera mengalokasikan anggaran untuk pembangunan landfill baru di TPA kita. Mudah-mudahan di tahun depan mereka bisa menganggarkan dan membangun. Areanya sama tapi pembangunan landfill baru," harap Novis. Sebagaimana diketahui, landfill yang saat ini digunakan sudah melebihi masa perencanaan. Idealnya, landfill digunakan selama 5 tahun namun kenyataannya sudah berjalan hampir 8 tahun. Artinya landfill sudah melebihi kapasitas dan perlu perencanaan baru. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: