Erzaldi Mulai Berpamitan, Titip Perjuangan Royalti Timah

Erzaldi Mulai Berpamitan, Titip Perjuangan Royalti Timah

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Seiring dengan jabatan Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang akan berakhir pertengah bulan depan, Erzaldi Rosman mulai berpamitan. Kamis (31/3) kemarin, Erzaldi berpamitan ke anggota DPRD Babel dalam sidang Paripurna, yang merupakan mitra pemerintahan. Kata pamitan itu diselipkan Erzaldi saat membacakan sambutan. Diakuinya, dalam penyelenggaraan pemerintahan dibawah kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Babel, Abdul Fatah masih terdapat banyak kekurangan dan juga belum dapat memenuhi harapan semua pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati memohon untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya karena semua itu murni karena keterbatasan kemampuan sebagai manusia biasa yang tidak bisa luput dari salah dan khilaf. "Kami juga berharap apa yang telah kami lakukan selama lima tahun ini dapat memberikan dampak positif dan memajukan Babel menjadi lebih baik dari sebelumnya," ungkap Gubernur Erzaldi. Tak hanya sekedar pamitan, Erzaldi juga memaparkan terkait kondisi Babel dan beberapa hal perlu diupayakan bersama-sama dapat menekan rendahnya fiskal Babel sebagai provinsi kepulauan. Meskipun pemerintah pusat memberikan catatan bahwa rendahnya fiskal Babel masih diimbangi dengan pembangunan yang banyak. "Babel masuk golongan fiskal yang aktif dan efisien, artinya dengan duit yang sedikit kita masih menghasilkan pembangunan yang banyak," jelas orang nomor 1 di Bumi Serumpun Sebalai itu. Salah satu faktor rendahnya fiskal Babel termasuk 8 provinsi kepulauan ini, kata Erzaldi, rendahnya penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat yang dihitung dari jumlah penduduk dan luas daratan. "Ini diatur dalam Undang-undang yang menurut kami tidak pro kepada provinsi kepulauan," kata Erzaldi. Namun ini bisa terbantu, lanjutnya, jika Undang-undang tentang Daerah Khusus Kepulauan dapat segera disahkan, dan tidak berlarut-larut di tangan DPR RI. Di sisi lain tentang berkenaan pajak dari sektor pertambangan timah yang menjadi komoditi eksport terbesar, khususnya royalti timah 3 persen. Ia menilai, hal ini perlu untuk diperjuangkan oleh anggota dewan. "Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penambangan sangat dahsyat, dan tak seimbang dengan royalti ini. Bisa saya katakan royalti 3 persen ini hampir tidak berubah dari 30 tahun yang lalu, sementara komoditi lain sudah berubah berkali-kali. Jadi saya mengajak DPRD Babel untuk rajin ke pusat untuk pertanyakan hal ini. Kami sudah berupaya, tapi belum ada hasil yang signifikan," ungkapnya. Wacana Presiden RI untuk menghentikan ekspor timah di 2024 juga menurut dia perlu diperhatikan. Sebab ini merupakan peluang untuk menghidupkan industrialisasi di Babel hingga berdampak kepada masyarakat. "Artinya kita diuntungkan, sebab tak banyak negara penghasil timah ini. Investor harus datang dan kita harus mengudang mereka untuk melakukan investasi ke provinsi kita. Apa yang harus kita siapkan adalah kawasan industri yang sudah siap bagi para investor," ungkapnya. Mengenai energi kelistrikan, menurut dia, saat ini sudah ada keberhasilan. Babel terang dapat dicapai dengan tersambungnya kabel 150 kilo Watt (kV) dalam waktu dekat ini. "Permasalahan provinsi kepulauan ini adalah ketersediaan energi. Alhamdulillah listrik sudah menampakkan keberhasilannya, hingga kita bisa mengundang investasi datang ke kita," paparnya. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Babel Amri Cahyadi menyatakan, pihaknya sebagai wakil rakyat siap memperjuangkan hal-hal yang disampaikan oleh Gubernur Erzaldi, terkhususnya melanjutkan perjuangan untuk disahkannya UU daerah khusus kepulauan dan kenaikan royalti timah 3 persen. "Royalti, kami DPRD sudah sepakat untuk terus mendorong dan memperjuangkan ke pemerintah pusat agar mengabulkan kenaikan royalti 3 persen ini. Berikut juga dengan fiskal, kita akan mendorong ke DPR RI agar dapat membahas dan menyetujui UU daerah khusus kepulauan ini. Sebab perhitungan DAU tidak hanya dilihat dari jumlah luas daratan saja, tapi luas lautnya juga," ungkapnya. (jua)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: