Fezzi Uktolseja: Masyarakat Jangan Panik Soal Isu Kelangkaan Bapok

Fezzi Uktolseja: Masyarakat Jangan Panik Soal Isu Kelangkaan Bapok

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Ketua DPRD Beltim Fezzi Uktolseja meminta masyarakat jangan panik soal isu kelangkaan bahan pokok (bapok), khususnya minyak goreng dan LPG. Hal disampaikannya merespon isu kelangkaan minyak goreng dan LPG di berbagai daerah belakangan ini. Menurutnya, kondisi di Kabupaten Beltim sampai hari ini dua bapok tersebut masih dalam keadaan aman. Fezzi yang mengaku setiap hari memonitor ke Pasar Manggar juga mengatakan setiap lapak masih ada yang menjual minyak goreng bantalan. "Termasuk gas melon juga masih banyak ditemukan di agen-agen. Jadi jangan latah ikut-ikutan beli buat nyetok supaya tidak langka nantinya," kata politisi PDI Perjuangan Beltim itu kepada wartawan, Senin (14/3) kemarin. Fezzi menyebut penyebab kelangkaan sebenarnya adalah meningkatnya pembelian daripada penawaran. Karena itu dia ingin tidak ada warga yang membeli bapok yang bukan sesuai dengan kebutuhannya sehari-hari. Misalnya untuk LPG 3 kilogram yang disubsidi dari pemerintah, ada kuotanya. Karenanya jika permintaan melebihi kuota memang akan terjadi kelangkaan. "Kami imbau juga untuk masyarakat yang mampu dan usaha-usaha yang sudah besar jangan lah beli gas melon. Itu kan buat saudara kita yang kekurangan. Supaya tidak terjadi kelangkaan," pintanya. Sementara itu Kabag Ekbang SDA Setda Beltim Tri Astuti mengatakan, pasokan gas melon dari Pertamina ke wilayah Kabupaten Beltim tidak ada pengurangan dan masih normal sesuai kuota tersebut. "Sejak Januari dan Februari gas melon realita penggunaannya adalah 2.666 tabung dan 2.660 tabung per hari. Sementara untuk Maret sampai hari ini rata-rata Pertamina sudah menyalurkan 2500-2600 tabung per hari. Dari data itu malah ada penurunan penggunaan atau permintaan," kata Tri. Namun demikian, dia mengingatkan kepada agen-agen agar jangan menimbun gas melon sehingga tidak menyebabkan kelangkaan. Selain itu juga dia mengimbau agar yang mampu lebih baik membeli LPG 12 Kg daripada gas melon yang peruntukkannya untuk masyarakat miskin. "Memang ada kenaikan harga pada gas LPG 12 Kg. Tapi jangan sampai beralih ke gas melon dan menyebabkan gas melon jadi langka. Karena itu kami akan rapat koordinasi dengan provinsi besok untuk kebijakan selanjutnya bagaimana," tandas Tri. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: