Investasi di Beltim Capai Rp 5,06 Triliun, Ini Sektor yang Mendominasi

Investasi di Beltim Capai Rp 5,06 Triliun, Ini Sektor yang Mendominasi

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Investasi di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) capai Rp 5,06 triliun hingga triwulan IV tahun 2021. Nilai investasi tersebut berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan (DPMPTSPP) Kabupaten Beltim Besaran nilai investasi di Kabupaten Beltim bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Investasi juga terbagi menjadi sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Di mana sektor primer meliputi perkebunan dan pertambangan dengan nilai investasi mencapai Rp 3,4 triliun. Sektor sekunder disumbangkan industri kayu, industri kimia dan farmasi serta industri logam, mesin dan elektronika dengan total nilai investasi mencapai Rp 1,159 triliun. Sementara sektor tersier menyumbang investasi sebesar Rp 485 milyar dari listrik, gas dan air, konstruksi, perdagangan dan leveransir, hotel dan restoran, pelabuhan, dan jasa lainnya serta pendidikan dan kesehatan. "(Investasi) tahun 2021 masih dipegang sektor perkebunan, pertambangan dan perikanan untuk sementara ini tambak udang walau masih belum ada yang melakukan perizinan lengkap dan siap jalan," ungkap Sekretaris DPMPTSPP Beltim, Harli Agusta, Senin (14/3) kemarin. Meski demikian, Harli memastikan tambak udang akan membuka peluang investasi yang sangat besar bagi perikanan budidaya khususnya udang vaname. Hal ini sejalan dengan luasnya usulan kewilayahan untuk budidaya udang. Di sektor perkebunan khususnya kelapa sawit, Harli juga berharap investasi yang masuk adalah industri hilirisasi. Sebab sampai saat ini, produk perkebunan kelapa sawit masih berupa produk setengah jadi dan diekspor keluar negeri. Harli mengakui, walau dua sektor yang disebutnya menyumbang investasi cukup besar namun upaya mempromosikan sektor lain agar diminati investor juga tetap dilakukan. Misalnya produk-produk UKM yang dapat dihasilkan para pelaku usaha lokal. "Dalam mempromosikan investasi, kita saat ini terutama UKM memang lagi gencarnya melalui komunitas gemawira, madu teran dan kopi. Skala besarnya ditunjang dengan penyusunan RTRW dan RDTR," kata Harli. Menurut pria yang akrab disapa Kecang itu, perlu juga mempersiapkan wilayah atau kawasan yang dikhususkan bagi investasi. Misalnya, pelabuhan dan kawasan industri yang menjadi salah satu faktor ketertarikan investor agar merasa nyaman berinvestasi. "Dampaknya tentu diharapkan ada pertumbuhan ekonomi dan tidak lagi bergantung pada tambang. Kita akan mendorong investasi di sektor hilirisasi industri atau produk lanjutan agar tidak melulu barang mentah," harapnya. Kecang juga berharap investor dapat memberdayakan sumber daya manusia lokal agar investasi yang masuk benar-benar berdampak pada perekonomian masyarakat secara luas. "SDM kita harus disiapkan agar pada waktu investasi masuk, kita tidak hanya jadi penonton. Investasi yang masuk tidak akan menggunakan SDM lokal kalau kita tidak siap. Daerah kita hanya kebagian pajak tapi SDM lokal tidak menikmati," tandas Kecang. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: