Kemenko Marves Bakal Kembangkan KEK Sanur Sebagai Wisata Medis
BELITONGEKSPRES - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI berencana bakal mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur Bali sebagai wisata medis di Indonesia. Hal itu mengingat rilis bank dunia pada tahun 2018, sekitar 60 persen turis medis di Malaysia berasal dari Indonesia. Sedangkan di Singapura, sekitar 45 persen turis medis dari Indonesia. Keinginan ini tentunya didukung tingginya permintaan terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dari dalam negeri. Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan melalui zoom meeting bersama 220 jaringan media cetak dan online yang bernaung di bawah PT Wahana Semesta Media (WSM) dan DIsway, termasuk di dalamnya Harian Belitong Ekspres, Senin (10/1). Webinar yang dipandu mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan via zoom ini membahas transformasi ekonomi Indonesia. Setidaknya masyarakat bisa mendapatkan gambaran utuh dari rencana pariwisata medis yang salah satunya pengembangan KEK Pariwisata di Sanur Bali. Melalui deputi bidangnya, Menteri Luhut menyatakan ada 10 wilayah utama yang memiliki pengeluaran outbound tertinggi pada wisata medis. Yakni Jakarta, Medan, Bali, Riau, Kepulauan Riau, Balikpapan, Samarinda, Makassar, Palu dan Palembang. "Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Roland Berger, Jakarta, Medan dan Bali terpilih sebagai kota yang berpotensi untuk dijadikan sebagai hub wisata medis di Indonesia," mengutip slide yang disampaikan Deputi Bidang Kemenko Marves. Dari tiga kota yang berpotensi, Bali sudah dipersiapkan untuk menjadi KEK Pariwisata Medis. Setidaknya ada alasan yang melatarbelakangi dipilihnya Bali yakni selain pengobatan konvensional, banyak pengobatan alternatif seperti akupuntur, pengobatan hipnosis dan alternatif wisata penyembuhan/kesehatan alami lainnya yang ramai dikunjungi oleh wisatawan di Bali. Sebagian besar wisata medis di Bali berada di Ubud, namun telah menyebar di daerah Canggu serta Bali bagian utara," sebagaimana data Kemenko Marves. Bali saat ini, terdapat 71 rumah sakit, 971 dokter dan 1669 dokter spesialis. Sementara itu, pengembangan KEK Sanur Bali akan melalui berbagai tahapan. Dimulai dari pengembangan Rumah Sakit dan Renovasi Hotel hingga pengembangan kawasan yang mampu menarik kunjungan dari profil pengunjung baru pada tahun 2021 hingga 2023. Selanjutnya, ekspansi pelayanan dan fasilitas akan disiapkan pada tahun 2024 hingga 2025. Sampai akhirnya nantinya beroperasi penuh pada tahun 2027-2028. Di setiap tahapan konstruksi perencanaan KEK pengembangan wisata medis, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis. Misalnya, mulai memperkenalkan Sanur sebagai destinasi pelayanan kesehatan, ekspansi penawaran layanan medis dan peningkatan daya tarik hingga destinasi medical tourism flagship. Tak hanya itu, ada pula upaya mempertahankan aktivitas dan aset yang bersejarah, memperkenalkan konsep wellness di KEK Sanur serta optimisasi area resort dan profil turis Sanur yang baru. (red/msi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: