LP5 Babel Puji Sinergitas Penjualan Migor Curah di Beltim
BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Perwakilan Lembaga Partisipasi Pengawas dan Pemerhati Pelayanan Publik (LP5) Babel di Pulau Belitung, Marwansyah puji sinergitas penjualan minyak goreng (Migor) curah di Kabupaten Beltim. Menurutnya, sinergitas penjualan Migor curah Rp 14 ribu per liter tentu sangat membantu meringankan beban akibat himpitan ekonomi masyarakat akibat kenaikan bahan bahan kebutuhan pokok di bulan ramadan dan menjelang Idul Fitri 1443 Hijriah Kata Marwansyah aktivitas semacam operasi pasar Minyak murah di halaman Kantor Desa Selinsing, Senin (11/4) perlu dijadikan pelajaran para stakeholder yang ada di Kabupaten Beltim. Itu bisa prototype simbiosis kebersamaan yang tentu saling melengkapi satu sama lain, sehingga kebutuhan minyak goreng terpenuhi. Adapun penyaluran Migor curah dilakukan oleh BUMDesa Selinsing bersama PT SWP, dipasarkan dengan harga terjangkau dari seorang Dermawan Beltim yang dibantu aparat desa dan dari Polres Beltim. "Berbondong-bondong warga datang beli migor ke kantor desa selinsing dengan tertib tertata bisa jadi kegembiraan tersendri disaat migor terbatas ada yg sediakan migor di ramadhan dekat lebaran ini. Walau antri beli tapi warga patuh diatur pihak aparat Polres Beltim juga Polsek," kata Marwansyah dalam keterangan tertulis, Selasa (12/4). "Sinergi para pihak ini pertanda hadirnya pemerintah desa juga polres Beltim juga pengusaha termasuk PT penyedia migor sawit asal Beltim. Pelayanan langsung ini tentu meringankan beban masyarakat juga di tengah kesibukanya dalam keseharian di bulan Ramadan," imbuhnya. Dari pantauannya, Selasa (12/4) pagi pasokan Migor di wilayah khususnya pasar sembako di bilangan Pasar Lipat Kajang Manggar Beltim memang terbatas. Bahkan khusus untuk Migor curah tidak tersedia sama sekali. Yang ada hanya Migor kemasan dengan ketersediaan yang terbatas dari agen penyedia asal Tanjungpandan. "Tidak ada barang Pak, minyak goreng ini sikit. Kemasan 1 liter kosong kalau curah memang tak ada lagi Pak, ini ada tapi kemasan kecik jual Rp 7 ribu dan yang gede sikit setengah liter jual Rp 14 ribu," jelas penjual salah seorang pedagang sembako. Dengan demikian, keadaan Migor ini memang terbatas karena memang dari agennya juga hanya sedikit stok. Sehingga penjual kebagian sedikit. Untuk harga kadang memang menyesuaikan kondisi pasar bila ada kenaikan. "Akan tetapi yang memprihatinkan adalah ketersediaan barang yang saat ini terbatas. "Sudah harga agak naik ya sudah, tapi ini tak ada barang," jelas penjual tersebut. Berbagai kebutuhan pokok kini memang mengalami kenaikan harga. Namun ketersediaan barang tentu tak kalah penting sehingga kalau tersedia warga tidak terkendala dalam melakukan aktivitas masak memasak atau membuat kue lebaran menjelang Idul Fitri. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: