Reses Anggota DPRD Babel, Eka Budiartha Tampung Aspirasi Soal Harga TBS Masyarakat

Reses Anggota DPRD Babel, Eka Budiartha Tampung Aspirasi Soal Harga TBS Masyarakat

BELITONGEKSPRES.CO.ID, DENDANG - Anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung (Babel) dari Daerah Pemilihan Belitung-Belitung Timur (Beltim), Eka BudiartHa mengadakan reses di masa sidang III tahun 2021, Selasa (12/10) di Desa Dendang. Hadir mengikuti reses, Kepala UPT Kehutanan Gunung Duren Yono Cahyono, perwakilan UPT PU Provinsi Bangka Belitung, Camat Dendang Shoufian, dan Kepala Desa Dendang Muharli. Dalam kesempatan tersebut, beberapa persoalan yang disampaikan masyarakat langsung dijawab secara bergantian oleh tim pendamping reses anggota DPRD Babel itu salah satunya, harga Tandan Buah Sawit (TBS) yang terbilang murah bila dibandingkan harga di provinsi lainnya, khususnya Pulau Sumatera. "Kita masih melihat disparitas harga yang tinggi, jaraknya cukup jauh antara harga di Provinsi Babel dengan harga di Riau. Persoalannya apa, disana sudah hampir Rp.3.000/kilogram, kita diangka Rp. 2.500/kilogram, ada selisih Rp.400," ujar Eka. Sehingga, kata Eka, wajar muncul pertanyaan faktor apa saja yang menyebabkan ada selisih harga. Ia tidak ingin masyarakat tidak benar-benar mendapatkan keuntungan yang sama disaat harga memang lebih tinggi di daerah lain. "Hanya ada 14 perusahaan (di Bangka Belitung) yang menjadi produsen baik TBS maupun CPO yang menjadi parameter penentuan harga. Itu perlu kita carikan solusinya," harap Politisi Partai PBB itu. Ketua KUD Bakti Dendang, Liem Surya Wiguna mengatakan, keinginan masyarakat tentu harga TBS lebih baik dibandingkan saat ini. Ia mendesak pihak Provinsi selaku penentu harga TBS dapat memberikan harga maksimal atas TBS yang dihasilkan dari kebun-kebun masyarakat. "Tentunya masyarakat berharap harga sawit yang ditetapkan oleh Provinsi sedapat mungkin memang di posisi harga yang maksimal karena itu menjadi patokan perusahaan disini untuk mengambil sawit masyarakat," terang Liem. Ia berharap, aspirasi masyarakat Dendang dapat dibawa ke DPRD Kepulauan Bangka Belitung untuk dibahas. "Kami berharap sebenarnya tim sedapat mungkin dengan harga yang maksimal, mengingat harga CPO sekarang cukup tinggi," harap Liem. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: