Rumah Warga Desa Jangkar Asam Terendam, Tanggul Eks Tambang Jebol
BELITONGEKSPRES.CO.ID, GANTUNG - Dua rumah warga Desa Jangkar Asam, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur (Beltim) terendam air akibat tanggul bekas (eks) tambang jebol, Selasa (31/5) dini hari. Kedua kepala keluarga penghuni rumah yang terdiri dari 8 jiwa terpaksa harus dievakuasi oleh tim Pusdalops-PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Beltim. Komandan Pusdalops-PB BPBD Beltim Helmi Akbar mengatakan, pihaknya menerima laporan tanggul jebol dan merendam dua rumah warga pertama kali sekitar pukul 07.00 WIB. Tim Pusdalops-PB kemudian langsung bergerak menuju titik lokasi kejadian rumah warga terendam air di Desa Jangkar Asam dengan membawa peralatan penyelamatan. "Informasinya ada tanggul jebol yang mengakibatkan dua rumah warga Desa Jangkar Asam terendam. Korban terdampak 2 Kepala Keluarga (KK) dengan rincian 8 orang," ujar Helmi, Selasa (31/5). Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, BPBD Beltim membantu mengevakuasi barang-barang milik warga, dengan mengunakan satu unit rubber boat dan satu unit perahu lipat. Dia menyampaikan BPBD Beltim akan berusaha melakukan pemetaan ulang, daerah yang rawan. Setelah itu barulah ditindak lanjuti pada desa agar mengkondisikan pihak-pihak terkait jangan sampai kejadian serupa terulang kembali. "Mengingat ada potensi korban disini. Penyebabnya ada tanggul jebol, sehingga mengakibatkan air yang ada di tanggul tersebut keluar seketika merendam dua unit rumah," kata Helmi. Sementara itu Kepala Desa Jangkar Asam, Fahrizal berpendapat tanggul bekas tambang jebol disebabkan curah hujan tinggi yang terjadi sehari sebelumnya. "Karena kan kemarin hujan deras. Kemungkinan bekas tambang yang sudah ditinggal, airnya meluap. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Yang terdampak dua rumah," ujar Fahrizal. Dia menjelaskan jika cuaca curah hujan tinggi di daerah tersebut memang sering terjadi luapan air cukup tinggi. Apalagi, daerah tersebut merupakan lokasi tambang dan banyak terdapat bekas galian tambang. "Ini sebenarnya sudah tidak aktif. Tapi kami akan mencoba berkoordinasi dengan pemilik IUP, kedepanya apakah akan dibuat saluran air agar tidak ada kejadian seperti ini lagi," ucapnya. (msi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: