Sembahyang Leluhur Jadi Tradisi Warga Tionghoa di Kota Manggar

Sembahyang Leluhur Jadi Tradisi Warga Tionghoa di Kota Manggar

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Ritual sembahyang leluhur jadi salah satu tradisi warga Tionghoa di Kota Manggar, Kabupaten Beltim, sebelum Tahun Baru Imlek. Jimmy Tjong mengatakan, tradisi ini berlaku bagi warga Tionghoa segala usia dan ditujukan bagi penghormatan kepada leluhur mereka. "Pada umumnya tradisi kita sehari sebelum Imlek, warga Tionghoa sembahyang leluhur dengan sajiannya. Biasa dilihat sepanjang jalan banyak," ujar sesepuh Tionghoa Manggar itu, Senin (31/1). Menurut Jimmy, setelah sembahyang leluhur biasanya warga Tionghoa akan berkumpul bersama keluarga besar sambil menikmati hidangan makanan. Biasanya, mereka yang sudah lama tinggal diluar daerah pun akan pulang untuk bisa berkumpul layaknya lebaran bagi kebanyakan umat Islam. "Pokoknya sebelum berkumpul makan malam untuk malam tahun baru (Imlek), sebelumnya sembahyang leluhur. Semacam kewajiban tradisi turun temurun," sebut Anggota DPRD Beltim ini. Uniknya, ketika berkumpul dengan keluarga besar, ada budaya saling memberi uang dalam amplop berwarna merah yang biasa disebut dengan angpao. "Kalau sudah married (berkeluarga) tidak dapat angpau lagi. Orang tua kasih angpao untuk cucu dan cicitnya atau yang sudah married harus kasih orang tua," katanya. Menurut Jimmy, angpao adalah simbol kemakmuran yang disertai harapan sejahtera sepanjang tahun berikutnya. Kata Jimmy, pandemi Covid-19 yang belum berakhir juga menjadi kendala kemeriahan Imlek. Hanya saja, bagi kebanyakan warga Tionghoa akan memilih pulang ketika merayakan Imlek. "Imlek tahun ini, tahun (shio) Macan. Berkah untuk kita semua, khususnya Pemerintah kita bisa bersinergi dengan forkopimda mensejahterakan masyarakat Beltim, kekurangan harus diperbaikilah," tutupnya. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: