Wagub Serahkan Bantuan Bibit Lada Kepada 10 Kelompok Tani

Wagub Serahkan Bantuan Bibit Lada Kepada 10 Kelompok Tani

BADAU - Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah menyerahkan bantuan berupa bibit karet dan saprodi pertanian kepada 10 kelompok tani di wilayah Kabupaten Belitung. Satu kelompok tani lainnya mendapat bantuan sarana prasarana pengolahan karet. Bantuan diserahkan di lokasi Gapoktan Batu Mentas Kecamatan Badau, Rabu (7/7) kemarin.

Menurut Wagub yang akrab disapa Pateng, bantuan kepada petani merupakan salah satu visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022.

"Salah satu jargon yang kita kembangkan adalah bagaimana Babel menjadi hijau. Artinya bumi Bangka Belitung ini kita hadirkan dengan bibit yang akan menghijaukan. Seperti pada hari ini kita mengarah ke sektor pertanian khususnya lada dan karet," ujar Pateng.

Dikatakan Pateng, keseriusan pengembangan komoditas lada dan karet dilakukan secara bertahap. Salah satunya dengan pemberian bibit unggul di kedua komoditas tersebut. Harapannya, tanaman mampu menghasilkan produktifitas yang berkualitas dan baik.

Tak cukup hanya itu, petani tetap harus dibina dan di fasilitasi pada tahap selanjutnya. Yakni memberikan bantuan berupa pupuk bersubsidi serta menjaga bibit bertumbuh baik dengan bantuan pestisida dan sejenisnya agar tidak mudah terserang hama.

"Panen juga menjadi perhatian Pemerintah. Bagaimana agar hasil produk pertanian memiliki nilai jual yang baik. Maka dalam pengolahan hasilnya harus melalui proses tertentu dengan menerapkan teknologi olahan," jelasnya.

Pateng mengakui, banyak petani yang belum mengolah hasil lada dengan menerapkan teknologi yang baik. Contohnya, cara merendam lada di air tidak mengalir. Padahal secara kualitas akan berbeda dengan lada yang diredam di air mengalir. "Sekarang kita standarisasi. Dengan teknologi, hasilnya begitu panen akan terstandar," katanya.

Begitu pula dengan teknologi greeding untuk melabeli kualitas lada kategori SNI 1 dan SNI 2. Sehingga ketika dilepas ke pasaran dunia, harga lada akan berbeda dan bersaing dengan kualitas lada dari negara lainnya.

"(Komoditas) karet juga kesulitan, di Desa Suak Gual petani karet masih menerapkan pengolahan yang berbeda. Makanya kita serahkan unit pengolahan hasil karet agar petani mengolah karet dengan teknologi standar," harap Wagub.

Ia juga mendorong ada penampung hasil karet yang saat ini dimonopoli satu pembeli. Kondisi ini menurut Pateng tidak sehat karena petani terpaksa menjual dengan harga yang ditentukan satu pembeli. "Oleh karena itu pemerintah mendorong untuk kehadiran pembeli baru sehingga harga beli kompetitif antara satu penjual dengan penjual lainnya," tutupnya. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: