Komnas HAM Ungkap Kronologis Kematian Brigadir J, Ada Tawa Singkat Sebelum Tewas

Komnas HAM Ungkap Kronologis Kematian Brigadir J, Ada Tawa Singkat Sebelum Tewas

“Forum tertawa-tawa itu forum antara ADC ya, sebelum kematian, lokasinya di Jakarta. Semua terlihat dari 20 video. CCTV didapat dari mana-mana, termasuk kapan sampainya di Rumah Sakit Kramat Jati,” kata Anam.

“Itu ngobrol nyantai begini dan tertawa-tawa, siapa yang tertawa? ya termasuk Yosua. Jadi kalau ini seolah-olah dibunuh antara Magelang dan Jakarta sudah itu salah," ujarnya.

"Lalu apakah ada prosesi PCR? ada PCR di situ, semua termasuk almarhum Yosua, termasuk Ibu (Putri Chandrawathi),” sebut Anam.

BACA JUGA:Kawasan Hutan Belitung Rusak Karena TI Ilegal, Jangan Sampai Masyarakat Hilang Kepercayaan

Kembali ditanya soal bukti komunikasi antara beberapa pihak sebelum kematian Joshua, Anom pun kembali memberi penjelasan.

"Kami dikasi room matrial nomor hape di 4 titik, apa 4 titiknya? minggu depan kami jawab. Komunikasi antara teknologi dengan teknologi bukan orang dengan orang. Siapa menghubungi siapa itu ada seperti jaring laba-laba, seperti yang kami tunjukan. Jamnya mendekati Magrib setelah Ashar," tuturnya seraya melepas tawa.   

Kemudian, ketika disingung soal kapan Sambo diperiksa Anam mengatakan untuk pertanyaan pemeriksaan Sambo disimpan dahulu.

BACA JUGA:Propam Polda Babel Selesaikan Penyelidikan Dugaan Pungli, 2 Oknum Polisi Terbukti Melanggar Disiplin

"Untuk pemeriksaan Pak Sambo, disimpan nanti ketika kami periksa pak Sambo. Saya ngak akan jawab," kata Anam. 

Pengacara keluarga, Kamaruddin Simanjuntak sebelumnya menduga bahwa Brigadir J tewas di suatu tempat antara Magelang hingga Jakarta.

Pengacara Kamaruddin Simanjuntak mendasarkan dugaannya pada keadaan bahwa pada Jumat pukul 10.00 WIB.

Brigadir Yosua alias Brigadir J masih memberi kabar kepada keluarganya bahwa ia mengawal atasan di Magelang pukul 17.00 WIB.

BACA JUGA:Dana CSR Korban Kecelakaan Lion Air Diselewengkan Petinggi ACT, Seret Koperasi Syariah 212

Sementara itu, Dokter Spesialis Forensik Nasib Mangoloi Situmorang menilai kasus Brigadir Joshua cukup unik. Sebab, ekshumasi atau penggalian kubur dilakukan setelah dilakukan otopsi.

“Beruntung sekali, jenazah (Brigadir Joshua) diformalin artinya ada proses pengawetan. Sehingga proses pembusukan diperlambat,” ungkap Nasib dikutip Disway.id dari wawancara bersama Kompas TV Live, Rabu 27 Juli 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: