DKPUS Babel Telusuri dan Gali Naskah Kuno, Sejarah Terbentuknya Belitung

BELITONGEKSPPRES.CO.ID, BADAU - Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan (DKPUS) Provinsi Bangka Belitung (Babel) melakukan penelusuran dan penggalian naskah kuno terkait dengan sejarah terbentuknya kabupaten Belitung.

Kali ini, mereka melakukan penelusuran mengenai kerajaan Badau di Desa Badau, Kecamatan Badau. Sebanyak 30 tokoh masyarakat Badau hadir dalam kegiatan yang bertempat di Museum Badau, Kamis (29/9).

Kepala DKPUS Provinsi Bangka Belitung, Rakhmadi mengatakan, bahwa mereka sudah dua kali datang ke Museum Badau Kabupaten Belitung dalam waktu 2 minggu ini.

Kedatangan mereka guna menelusuri, menjajaki naskah kuno di wilayah Kabupaten Belitung yang berkaitan dengan nilai heritage atau warisan kebendaan dan sejarah tak benda.

BACA JUGA:52 Atlet Ikut Bertarung di Kejurprov Youth Aquatlhon Belitung

BACA JUGA:Gebyar Museum Badau 2022 Sukses

"Jadi sejarah tak benda itu cerita yang dibawakan oleh pelaku, baik pencipta maupun generasi berikutnya. Atau masih ada atau tidak generasi itu untuk menceritakan nilai-nilai tak benda yang berkaitan dengan naskah kuno," kata Rakhmadi kepada Belitong Ekspres usai pertemuan itu.

Menurut Rakhmadi, setelah DKPUS Babel menggali beberapa naskah yang bisa mereka mereka dapatkan, kemudian akan dijadikan dokumen nanti dalam penciptaan arsip atau naskah.

"Itu untuk memperkaya khazanah kita, bahwa Kabupaten Belitung memiliki sejarah yang cukup unik dan realita, dan bisa dibicarakan karena fakta-fakta sejarahnya ada," jelas Rakhmadi.

Oleh karena itu, pihak DKPUS Babel berharap untuk memperkaya khazanah budaya, penambahan naskah dalam kepustakaan maupun sisi arsip. Apalagi, saat ini Belitung sudah menjadi destinasi wisata.

BACA JUGA:Perangkat Desa Juru Seberang Meninggal Usai Bercinta di Kamar Hotel, Polres Belitung Tunggu Hasil Visum

BACA JUGA:Belitung Sukses Jadi Tuan Rumah G20 DMM, Isyak: Jadi Modal Pembangunan Ekonomi Pariwisata

Maka dari itu, tentunya Belitung tidak hanya menyodorkan wisata alam, namun adanya budaya tak benda ini bisa dihadirkan kepada wisatawan.

"Anak dan cucu kita juga bisa melihat peninggalan dan cerita mereka, meskipun tidak bisa melihat fisik, tapi bentuk tulisan," tandas Rakhmadi.

Sumber: