2 Honorer di Kabupaten Beltim Banting Stir Jadi Calon Kades
9 Calon Kepala Desa Mentawak saat ikut ujian seleksi akademis, Kamis (9/3/2023)-Ist-
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Dua orang tenaga honorer di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) memilih banting stir menjadi calon kepala desa (Kades) dalam Pilkades Serentak.
Kedua honorer ikut proses Seleksi Ujian Akademis bakal calon kepala desa yang digelar Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak (Pilkades) gelombang III tahun 2023.
Proses seleksi Ujian Akademis Bakal Calon Kepala Desa (Balon Kades) dilakukan di Ruang Pertemuan Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DSPMD) Kabupaten Beltim, Kamis (9/3/2023).
Sebanyak 9 orang Balon Kades Mentawak Kecamatan Kelapa Kampit ikut dalam ujian yang berlangsung selama 2 jam tersebut. Sedangkan untuk Balon dari Desa Kurnia Jaya Kecamatan Manggar tidak ada yang ikut lantaran jumlah balon Kades hanya 5 orang.
BACA JUGA:20 Tahun Beroperasi, Owner CV Agunta: Perizinan Pemanfaatan HL Gunung Tajam Keluar 2 Bulan Lalu
Dari 9 Balon Kades Mentawak, dua diantaranya merupakan pegawai honorer di Pemkab Beltim, yakni Deny Setiawan dan Agung Permanan. Mereka siap berhenti menjadi honorer jika nantinya terpilih menjadi Kades Mentawak.
Agung Permanan (32) menyatakan niatnya mencalonkan diri menjadi Kades Mentawak lantaran panggilan hati untuk membangun desa dan mewakili keinginan masyarakat yang ingin Desanya dipimpin oleh anak muda.
“Pertama ini panggilan kita selaku generasi muda untuk membangun kampung. Yang ke dua kita dipesankan dari orang-orang tua di kampung bahwa di tangan anak mudalah pembangunan itu akan berkembang,” ungkap Agung.
Honorer di Dinas Perhubungan Kabupaten Beltim itu pun membantah jika alasan ekonomi yang menjadi dasar dia beralih profesi menjadi kades.
BACA JUGA:CV Agunta Diduga Melanggar UU Kehutanan, Gapabel Desak KPHL Belantu Mendanau Transparan
“Bukan ekonomi, sama aja soalnya. Mengingat kalau kita honorer di Pemda dak terlalu ribet mesti melayani masyakat. Kalau Kades 24 jam mesti siap ngurusin dengan segala konsekuensinya,” ujar Agung.
Senada dengan Agung, Honorer di Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Deny Setiawan (32) pun menampik jika dirinya ingin adanya perubahan kesejahteraan menjadi faktor utama mencalonkan diri sebagai Kades.
“Alhamdulillah sebenarnya dengan gaji honorer kita sudah cukup sebenarnya, karena kita dak terlalu mikir untuk orang lain. Kalau kades memang lebih baik tapi tetap banyak pengeluaran untuk sosial,” terang Deny.
Alasan utama Deni beralih menjadi Kades karena ingin membangun kampung halamannya. Mengingat pendidikan dan pengalaman selama bekerja sebagai honorer dirasa cukup untuk dirinya mendedikasikan dirinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diskominfo beltim