Program Integrasi Sawit dan Sapi di Belitung Belum Optimal, Alasan Perusahaan Tidak Mau Uji Coba
Ilustrasi: Program integrasi sawit dan sapi--Pontianak Post
BELITONGEKSPRES.CO.ID, TANJUNGPANDAN – Program integrasi kelapa sawit dan sapi di Kabupaten Belitung selama ini ternyata tidak mendapat dukungan perusahaan perkebunan.
Hal itu menyebabkan program integrasi kelapa sawit dan sapi di Belitung yang sudah lama dicetuskan belum berjalan efektif dan optimal.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung terus mendorong perusahaan bisa menjalankan program integrasi kelapa sawit dan sapi tersebut.
“Kita dorong karena saat ini program integrasi kelapa sawit dan sapi belum berjalan efektif,” kata Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Belitung Destika Efenly kepada Belitong Ekspres, Kamis (18/5/2023).
BACA JUGA:Pesona Janda, 6 Bagian Tubuh Janda Paling Menarik Pria Berikut Alasannya
BACA JUGA:Langsung Cair, Main Game Doang Dapat Saldo DANA Gratis Rp 90 Ribu, Ini Aplikasinya
Menurut Destika, bahkan produk hukum dari program integrasi kelapa sawit dan sapi berupa peraturan gubernur (Pergub) juga sudah lama ada, namun juga belum efektif.
Pihak DKPP Belitung pun masih mencari penyebab mengapa perusahaan kelapa sawit di daerah tidak optimal dalam menjalankan program tersebut.
“Kami sampai saat ini masih mencari apa yang menjadi kendala, sehingga ke depannya kami akan terus melakukan sosialisasi,” beber Destika.
Destika mengungkapan alasan perusahaan kelapa sawit di Belitung yang belum menjalankan program yang sudah dicanangkan tersebut.
BACA JUGA: Transaksi Pasar Tani DKPP Belitung 2022 Capai Rp 89,1 Juta, Tahun Ini Berlanjut Lagi
BACA JUGA:Terkait Kenaikan Gaji PNS, Rumus Tukin Dirombak. Menpan RB, Menkeu dan Presiden Sudah Sepakat
Dalih pihak perusahaan, karena lahan perkebunan mereka tidak dapat digunakan untuk program tersebut. “Namun mengapa mereka tidak mau melakukan uji coba dengan para petani,” katanya.
Destika melanjutkan, padahal program integrasi kelapa sawit dan sapi diyakini memberikan nilai tambah baik bagi petani maupun perusahaan perkebunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: