Waspada! Tiga Provinsi Ini Masih Berpotensi Karhutla

Waspada! Tiga Provinsi Ini Masih Berpotensi Karhutla

Api membakar hutan dan lahan di Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan--Antara

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih waspada di wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur.

Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi karhutla 2023 yang menyebabkan kabut asap. Selain itu, BMKG juga mengimbau agar tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apapun.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia terutama khatulistiwa ke selatan wilayah Indonesia bagian selatan sangat minim akibat dampak El Nino 2023.

"Sehingga tutupan awan-awan hujan itu menjadi sangat minim yang menyebabkan sinar matahari ini juga dapat langsung mengenai permukaan bumi tanpa melalui awan-awan hujan tadi. Jadi ada penyinaran yang sifatnya lebih langsung dan tentunya intensitas penyinarannya dirasakan semakin kuat," jelas Dwikorita dikutip Antara, baru baru ini.

BACA JUGA:Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023 Ditutup Rabu, Ini yang Harus Dilakukan Pelamar

BACA JUGA: Oknum ASN Belitung Dikabarkan Tertangkap Selingkuh di Kamar Hotel, Ini Reaksi Sanem

Ia menyatakan hal tersebut sebagai salah satu penyebab dan diperkuat di bulan September- Oktober 2023 ada gerak semu matahari berada di wilayah khatulistiwa ke arah selatan. 

Sedangkan di wilayah Indonesia sudah terkena penyinaran sinar matahari langsung dan matahari berada di wilayah Indonesia bagian selatan inilah yang meningkatkan intensitas penyinaran.

Selain juga dipengaruhi oleh faktor kelembaban udara yang relatif rendah saat ini dan juga pengaruh angin yang kadang-kadang stagnan dalam ini juga mengakibatkan semakin panas.

"Fenomena El Nino ini memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun dengan intensitasnya moderat. Kemudian dilanjutkan tahun depan sampai bulan Februari-Maret intensitasnya melemah namun dampak dari fenomena ini puncaknya ada di bulan September dan masih akan berlanjut Oktober," jelas Dwikorita. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: