El Nino Sebabkan Produksi Pangan Menurun, Ini Solusinya
Produksi Padi Menurun akibat El Nino--Jabar Ekspres
BELITONGEKSPRES.CO.ID - Konsultan Pemberdayaan Masyarakat dan Pertanian Berkelanjutan, Nugroho Hasan mengatakan El Nino menyebabkan penurunan produksi pangan oleh petani.
Walau produktivitas hasil produksi padi di Jawa Tengah seperti Boyolali dan Klaten, nyatanya dampak El Nino menyebabkan hasil produksi turun dari angka rata-rata 7-8 ton per hektar memjadi hanya 5-6 ton per hektar. Disertai kenaikan harga Gabah Kering Panen (GKP).
Penurunan produksi beras sebagai dampak El Nino merupakan akibat dari kurangnya ketersediaan air. Dimana, tanaman padi khususnya sawah sangat ketergantungan air selama masa tanam. Itu sebabnya, banyak lahan yang terbatas air namun tetap ditanami justru beresiko gagal panen.
Pendapat lainnya dilontarkan dosen dan peneliti pangan di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Angga Dwiartama saat mengikuti diskusi virtual di Makassar, Kamis (12/10/2023).
BACA JUGA:Desa Aik Ketekok Dorong Ketahanan Pangan, Belanja LPG 3 Kg di BUMDes Dapat Sayur Gratis
Dampak El Nino disebut Angga sangat berpengaruh di sentra produksi pangan di Indonesia yang berpusat di pulau Jawa, Sumatera, Lampung dan Sulawesi Selatan.
Tak hanya itu, kurangnya lahan produksi serta minimnya akses masyarakat terhadap lahan menjadi salah satu faktor yang memperburuk dampak El Nino terhadap turunnya produksi pangan.
"Akibatnya kelompok masyarakat cenderung menerapkan sistem pertanian intensif monokultur seperti menanam padi yang memiliki nilai ekonomis," ujar Angga.
Karenanya, Angga berharap masyarakat petani melakukan diversifikasi pangan dengan menanam pangan lokal. Ia yakin pangan lokal seperti umbi-umbian dapat menjadi solusi untuk mencapai ketahanan pangan nasional terutama saat terjadi kekeringan.
BACA JUGA:Ketahuilah, 8 Tips Melindungi dan Jaga Kelembapan Kulit Dari Panas Sinar Matahari
"Pangan lokal yang ada di sekitar harus didorong untuk menopang ketahanan pangan nasional. Apalagi sumber pangan lokal kita cukup banyak tersedia," kata Angga.
Dikutip dari berita antaranews.com sebelumnya, diversifikasi pangan dapat menjadi solusi mengurangi konsumsi dan ketergantungan akan beras di masyarakat.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Lampung, Kusnardi menyatakan ketergantungan akan satu produk pangan dapat dikurangi dengan diversifikasi pangan. Bukan hanya itu, pangan pengganti harus dipromosikan langsung kepada masyarakat.
"Karbohidrat ini sumbernya banyak, tidak hanya beras. Cuman memang ini jadi kebiasaan. Sekarang orang lebih senang mengkonsumsi beras, sebab lebih mudah prosesnya serta familiar di masyarakat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: