Polres Belitung Tangkap Pengerit BBM Motor Thunder, Sita 600 Liter Pertalite
Satreskrim Polres Belitung saat menunjukkan tersangka HE sepeda motor yang digunakan untuk mengerit BBM Pertalite, Selasa 16 Januari 2024-Ainul Yakin/BE-
BELITONGEKSPRES.CO.ID, TANJUNGPANDAN - Satreskrim Polres Belitung menangkap HE (33), pelaku penyalahgunaan BBM bersubsidi jenis pertalite yang mengerit menggunakan sepeda motor tangki besar.
Pelaku penyalahgunaan BBM pertalite tersebut merupakan warga Jalan Ahmad Dahlan, Desa Air Raya, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung.
Barang bukti sebanyak 600 liter BBM pertalite diamankan Satreskrim Polres Belitung di kediaman pria yang ngerit pakai sepeda thunder tersebut.
Kasatreskrim Polres Belitung AKP Deki Marizaldi mengatakan, saat ini pemilik pertalite BBM bersubsidi itu sudah ditetapkan sebagai tersangka.
BACA JUGA:Pertamina Cabut Izin SPBU Nakal di Babel, Jika 3 Kali Bandel Melayani Pengerit BBM Bersubsidi
BACA JUGA:Praktik Kecurangan Pengisian BBM Ditemukan di SPBU Pangkallalang, Begini Modus Petugas Nosel
"Pemilik sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait penyalahgunaan BBM bersubsidi Pertalite," kata AKP Deki Marizaldi saat konferensi pers di Polres Belitung, Selasa 16 Januari 2024.
AKP Deki menjelaskan, penangkapan pelaku berawal dari informasi mengenai adanya dugaan penyalahgunaan pertalite. Mendapat laporan polisi langsung melakukan penyelidikan.
Pada saat penyelidikan, Satreskrim Polres Belitung melihat HE sedang mengantri BBM di SPBBU Tanjungpandan dengan motor Thunder tangki modifikasi (tangki besar).
Setelah itu, pelaku mengumpulkan pertalite ke dalam jerigen. Melihat hal tersebut Satreskrim Polres Belitung langsung melakukan penggerebekan.
BACA JUGA:Lagi, Mobil Diduga Bermuatan BBM Bersubsidi Terbakar di Belitung
Kemudian polisi melakukan pemeriksaan terkait perizinan niaga. Setelah dicek, ternyata pelaku HE tidak memiliki izin hingga akhirnya dia dibawa ke Polres Belitung.
"Total BBM pertalite kita amankan sebanyak 600 liter atau setengah ton lebih. Tersangka membelinya dengan harga normal, kemudian menjualnya seharga Rp 12 ribu," jelas AKP Deki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: