Dari Usaha Sampingan Jadi Miliarder, Kisah 5 Pengusaha Sukses dengan Modal Kecil

Ilustrasi: Dari Usaha Sampingan Jadi Miliarder, Kisah Pengusaha yang Sukses dengan Modal Kecil--(freepik/ai)
Kini, HP telah menjelma menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar dengan kapitalisasi pasar mencapai US$27,01 miliar. Kisah mereka sering disebut sebagai salah satu contoh paling ikonik tentang bagaimana garasi bisa menjadi cikal bakal lahirnya perusahaan global.
3. H. Adam Holt: Membawa Teknologi ke Dunia Finansial
H. Adam Holt mendirikan Asset-Map di Philadelphia pada 2008 dengan modal pribadi. Awalnya, perangkat lunak ini digunakan hanya untuk praktiknya sebagai penasihat keuangan. Namun, seiring berjalannya waktu, Holt melihat potensi besar dalam teknologi finansial yang ia kembangkan.
Produk tersebut akhirnya diluncurkan ke publik pada 2012 dan kini digunakan oleh ribuan penasihat keuangan di berbagai negara, mendukung beragam mata uang dan bahasa.
Asset-Map menjadi bukti bahwa inovasi di sektor finansial bisa lahir dari kebutuhan praktis seorang profesional yang jeli melihat peluang.
4. Kevin Plank: Under Armour dari Tabungan dan Utang
Pada 1996, Kevin Plank nekat mendirikan merek pakaian olahraga Under Armour di Baltimore dengan seluruh tabungan hidupnya sebesar US$15.000. Meski sempat terlilit utang kartu kredit hingga US$40.000, Plank tidak menyerah.
Kerja keras dan keyakinannya membuahkan hasil. Kini, Under Armour menjadi salah satu merek olahraga ternama di dunia dengan pendapatan tahunan yang mencapai US$5,3 miliar.
Perjalanan Plank menunjukkan bahwa keberanian mengambil risiko bisa mengubah keterbatasan finansial menjadi peluang besar.
5. Akilah Releford: Bisnis Kosmetik dari Tabungan Kerja Paruh Waktu
Akilah Releford memulai Mary Louise Cosmetics di Los Angeles ketika masih menjadi mahasiswa di Howard University. Berbekal modal US$600 dari hasil kerja paruh waktu, ia membeli persediaan awal dan nama domain untuk meluncurkan situs pada Desember 2016.
Dalam dua bulan pertama, bisnisnya mencatat penjualan fantastis, yakni antara US$20.000 hingga US$30.000 per bulan. Ia sempat berhenti berjualan pada awal 2017 karena fokus pada kuliah.
Tapi, Releford akhirnya memutuskan mengambil cuti akademik di musim panas tahun yang sama untuk serius mengembangkan bisnisnya. Keputusannya tepat, karena penjualan produk kosmetiknya kembali melonjak dan membawa Mary Louise Cosmetics ke pasar yang lebih luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: