Mantan Pegawai Google Ini Sukses Dirikan Startup Rp113 Triliun

Jonathan Ross, Mantan Pegawai Google Sukses Dirikan Startup Rp113 Triliun--(Wikipedia)
TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Dari seorang mantan pegawai biasa, kini menjelma menjadi pendiri startup raksasa. Itulah perjalanan Jonathan Ross, eks karyawan Alphabet (induk usaha Google), yang berhasil melahirkan perusahaan chip bernama Groq.
Dalam waktu hanya satu tahun, valuasi Groq melonjak fantastis hingga mencapai US$6,9 miliar atau sekitar Rp113 triliun. Keberhasilan ini menandai Groq sebagai salah satu pemain baru paling berpengaruh di industri semikonduktor, khususnya pada pasar chip kecerdasan buatan (AI).
Pendanaan Segar hingga Rp12,4 Triliun
Mengutip laporan Reuters, Groq baru saja mengantongi pendanaan terbaru senilai US$750 juta atau sekitar Rp12,4 triliun. Pendanaan ini dipimpin oleh perusahaan investasi besar, Disruptive, dengan dukungan sejumlah investor papan atas.
Daftar investornya mencakup nama-nama besar seperti Blackrock, Neuberger Berman, dan Deutsche Telekom Capital Partners, serta raksasa teknologi Samsung dan Cisco. Selain itu, beberapa investor lain seperti D1, Altimeter, 1789 Capital, hingga Infinitum turut menanamkan modalnya di Groq.
BACA JUGA:Inilah Kisah Inspiratif 5 Pengusaha Muda Indonesia Sukses Mulai dari Nol
Lonjakan Valuasi Dua Kali Lipat
Pendanaan terbaru tersebut membuat valuasi Groq meroket tajam. Jika tahun lalu valuasi perusahaan masih berada di angka US$2,8 miliar (Rp46,3 triliun), kini nilainya lebih dari dua kali lipat.
Pada Agustus tahun lalu, Groq juga telah berhasil mengumpulkan modal sebesar US$640 juta (Rp10,5 triliun). Artinya, dalam waktu singkat, perusahaan ini sukses menarik perhatian investor global yang percaya pada masa depan teknologi chip inferensi AI.
Fokus Produksi Chip Inferensi AI
Groq mengkhususkan diri pada produksi chip inferensi AI, yaitu chip yang difungsikan untuk mengoptimalkan model AI yang sudah lebih dulu dilatih.
Jonathan Ross menegaskan bahwa produk Groq menawarkan kecepatan tinggi dengan biaya rendah, yang diyakininya akan menjadi kunci masa depan infrastruktur AI.
BACA JUGA:Dari Usaha Sampingan Jadi Miliarder, Kisah 5 Pengusaha Sukses dengan Modal Kecil
“Inferensi mendefinisikan era AI, dan kami tengah membangun infrastruktur Amerika yang mampu menghadirkan kecepatan tinggi dengan biaya rendah,” ujar Ross dalam keterangannya.
Investasi Arab Saudi Rp25,4 Triliun
Selain investor swasta, Groq juga berhasil mendapatkan komitmen dana sebesar US$1,54 miliar (Rp25,4 triliun) dari Arab Saudi pada Februari 2025 lalu. Pendanaan strategis ini ditujukan untuk mendukung pengiriman chip Groq ke negara tersebut, sekaligus memperluas pasar internasional perusahaan.
Dengan adanya sokongan dana jumbo ini, Groq menargetkan pendapatan hingga US$500 juta (Rp8,2 triliun) pada tahun berjalan. Angka tersebut mencerminkan prospek cerah bagi perusahaan baru yang langsung tancap gas di industri semikonduktor global.
Industri Chip Beralih ke Inferensi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: