Raksasa Teknologi AS Tumbang, iRobot Bangkrut Setelah Diserbu China
Raksasa Teknologi AS Tumbang, iRobot Bangkrut Setelah Diserbu China--(Foto: BLOOMBERG)
BELITONGEKSPRES.CO.ID – Raksasa teknologi Amerika Serikat iRobot resmi mengajukan kebangkrutan. Produsen vacuum cleaner robotik Roomba itu tumbang setelah digempur persaingan ketat dari perusahaan China dan tekanan kebijakan tarif impor AS.
iRobot mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Minggu 14 Desember 2025. Perusahaan yang telah melantai di bursa sejak 2005 tersebut memastikan akan keluar dari pasar publik dan menjadi perusahaan tertutup setelah diambil alih Picea Robotics.
Picea Robotics diketahui merupakan mitra manufaktur utama iRobot selama ini. Dalam pernyataan resminya, iRobot mengungkapkan kekhawatiran atas kelangsungan bisnisnya sejak Maret 2025 akibat tekanan biaya dan persaingan yang makin agresif.
Persaingan datang dari produsen asal China yang menawarkan produk serupa dengan harga jauh lebih murah. Salah satu pesaing utama adalah Ecovacs Robotics yang terus menggerus pangsa pasar iRobot, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin 15 Desember 2025.
BACA JUGA:Nonton Drama Bisa Dapat Saldo DANA hingga Rp300 Ribu, Ini Aplikasinya
Sepanjang 2024, iRobot mencatatkan pendapatan sebesar US$682 juta. Namun margin keuntungan tertekan tajam karena perang harga dan kebutuhan investasi besar untuk pengembangan teknologi.
Meski masih memimpin pasar inti seperti Amerika Serikat dan Jepang, iRobot terpaksa menurunkan harga jual produknya demi bertahan. Langkah ini berdampak langsung pada arus kas perusahaan.
Tekanan semakin berat setelah Amerika Serikat menerapkan tarif impor baru. Produk iRobot yang diproduksi di Vietnam terkena tarif hingga 46 persen, membuat biaya operasional melonjak signifikan.
Vietnam selama ini menjadi pusat manufaktur utama iRobot untuk pasar Amerika. Akibat kebijakan tarif tersebut, perusahaan harus menanggung tambahan beban biaya sekitar US$23 juta sepanjang 2025.
Dalam dokumen kebangkrutan, iRobot menyebut lonjakan biaya ini membuat perusahaan kesulitan menyusun rencana bisnis jangka panjang yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Samsung Kembali Jadi Raja HP Indonesia 2025, Merek China Terdesak di Q3
Masalah keuangan diperparah oleh utang besar. iRobot tercatat memiliki pinjaman sebesar US$190 juta dari tahun 2023, yang digunakan untuk membiayai operasional saat proses akuisisi oleh Amazon tertunda akibat investigasi persaingan usaha di Eropa.
Sebelumnya, Amazon sempat berencana mengakuisisi iRobot dengan nilai US$1,4 miliar. Namun kesepakatan tersebut batal setelah mendapat sorotan regulator. Gagalnya akuisisi itu membuat kondisi keuangan iRobot semakin rapuh.
Dalam periode tersebut, iRobot juga mengalami keterlambatan pembayaran kepada Picea Robotics sebagai mitra manufaktur utama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: