Reptil berusia tujuh tahun, yang disebut sebagai putri kecil, diyakini sebagai dewa yang mewakili ibu pertiwi, dan pernikahannya dengan pemimpin setempat melambangkan penyatuan manusia dengan dewa.
Saat terompet dibunyikan dan drum memberikan irama yang meriah, penduduk setempat membawa pengantin buaya di tangan mereka melalui jalan-jalan desa saat para pria mengipasinya dengan topi mereka.
BACA JUGA:Tersangka BBM Buronan Polda Babel Akhirnya Menyerah
"Ini memberi saya begitu banyak kebahagiaan dan membuat saya bangga dengan akar saya," kata Elia Edith Aguilar, yang dikenal sebagai ibu baptis yang mengatur pernikahan.
Dia mengatakan bahwa dia merasa istimewa untuk dipercayakan untuk melaksanakan upacara, dan mencatat bahwa dia menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan apa yang akan dikenakan pengantin wanita.
"Ini tradisi yang sangat indah," tambahnya sambil tersenyum. (*)